-->
Pendakian Mistis Di Gunung Lawu 3.265 Mdpl Yang Tidak Banyak Orang Ketahui

Pendakian Mistis Di Gunung Lawu 3.265 Mdpl Yang Tidak Banyak Orang Ketahui

Setelah sekian usang fakum dari dunia pendakian, alhasil ahad ini aku berhasil mendaki lagi, yaitu ke Gunung Lawu ! Yaay!
Sebetulnya tentang pendakian ke Gunung Lawu sudah sering aku rencanakan tetapi tidak pernah terealisasi, entah kenapa selalu ada saja halanganya. Dari mulai ga ada duit sampe ga ada waktu luang karna bentrok dengan pekerjaan dan menyesuaikan partner hiking yang sibuk kawin.
Tapi pada akhirnya aku menemukan waktu yang sempurna untuk melaksanakan pendakian yaitu sehabis lebaran, alasannya yaitu selain banyak tanggal merahnya, ketika itu juga saya punya beberapa lembar uang THR yang bisa di pakai untuk ongkos pendakian.
So, seminggu sebelum keberangkatan saya pribadi booking tiket Bus Rosalia Indah ke Solo. Namun, satu hal tidak pernah saya pikirkan sebelumnya yaitu harga transportasi ketika lebaran ternyata meningkat dua kali lipat lebih mahal. Sehingga, saya harus merogoh kocek yang lebih besar. jadi untuk kau yang ingin liburan ketika lebaran lebih baik dipikir-pikir lagi deh yah.
Awalnya saya ingin menggunakan Kereta Api karna tarifnya lebih murah, sayangnya saya kehabisan tiket. Entah kenapa dari dulu saya selalu gagal naik kereta api. Sepertinya saya memang ditakdirkan untuk tidak naik kereta api huhu.
Tiga hari selepas lebaran saya pribadi izin ke Ibuku untuk pergi ke Solo. Aku sama sekali tidak bilang ingin melaksanakan pendakian alasannya yaitu ibuku niscaya tidak akan mengizinkan. Tapi anehnya beliau selalu tahu kalau saya akan mendaki gunung -_- . *Ah naluri seorang ibu memang keterlaluan.
Singkat cerita, sehabis sedikit cekcok dengan ibuku alhasil saya diziinkan juga naik gunung hehe.
Sesampainya di PO. Bus Rosalia Indah Tajur, Bogor, saya pribadi mengantri untuk melaksanakan check in. Saat itu banyak sekali insan yang memenuhi loket karcis, tampaknya mereka sedang berjuang untuk mendapat selembar tiket mudik. Sempat murung melihatnya karna ada beberapa orang yang kehabisan tiket Bus or even tidak jadi membeli tiket karna harga yang ditawarkan jauh lebih mahal dari biasanya.
Dari insiden itu saya jadi mikir, tampaknya hari itu banyak banget yang melaksanakan mudik. Kira-kira perjalanan nanti bakal macet banget ga yah ? semoga lancar jaya.



Singkat cerita.
Ternyata perjalanan kali ini ngaret, alasannya yaitu bus yang akan saya tumpangi masih belum sampai. Jadi saya harus ngebangke dulu lebih dari 2 jam di terminal. Harusnya keberangkatan dimulai dari jam 2 siang tetapi delay hingga jam 4 sore. Kraay !
Awalnya sempat kesal karna jadwal yang sudah saya susun jadi hancur berantakan, tetapi sehabis melaksanakan perjalanan saya pribadi bersyukur karna ternyata arus lalulintas tidak semacet yang saya bayangkan. Sehingga saya sudah hingga di Solo sekitar jam 3 pagi. Gila cuy cepet banget!.
Setelah hingga di Solo saya pribadi melanjutkan perjalanan menuju Klaten, itu artinya saya harus menunggu kendaraan berikutnya yang sanggup saya tumpangi. Sayangnya ketika itu saya sama sekali tidak menemui kendaraan umum, transportasi online juga tidak tersedia. Jadilah saya ngegembel di pinggir jalan.
Tidak beberapa usang alhasil tiba bus jurusan Solo – Jogja. Awalnya saya tidak tahu harus menggunakan bus ini, tetapi sehabis bertanya kesana kemari alhasil saya tahu kalau Bus ini sanggup mengantarkanku hingga Klaten. Memang benar kata nenek moyang kita dulu, aib bertanya sesat di jalan, banyak bertanya malu-maluin.
Setelah naik bus Solo-Jogja saya pribadi minta tolong si mas-mas untuk menurunkanku di daerah Ceper, Klaten. Tetapi malah kelewatan beberapa meter sehingga aku harus jalan sendiri ke lokasi tujuanku yaitu basecamp Fatapala yang merupakan tempat ngumpulnya belum dewasa pecinta alam yang akan melaksanakan pendakian ke gunung Lawu.
Sesampainya di basecamp Fatapala saya pribadi shalat subuh dan repacking bareng kedua rekanku yang akan menemaniku mendaki gunung Lawu. Walau sesungguhnya ada beberapa rekanku yang ingin ikut ekspedisi pendakian kali ini tetapi karna bentrok dengan pulang kampung jadi hanya kami saja yang sanggup menyempatkan diri.

PENDAKIAN GUNUNG LAWU VIA CEMORO KANDANG

Seperti halnya gunung Ciremai dan gunung Prau, Gunung Lawu juga terletak di antara tiga kabupaten yaitu Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Kabupaten Ngawi, dan Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Gunung Lawu sendiri mempunyai dua jalur yang sanggup di tempuh untuk memulai pendakian yaitu jalur Cemoro sangkar di Tawangmangu-Jawa Tengah dan Jalur Cemorosewu, di Sarangan-Jawa Timur.
Berhubung kami sedang berada di Klaten jadi kami menentukan jalur yang paling dekat yaitu jalur Cemoro Kandang. Namun, jikalau kau ingin melaksanakan pendakian melalui jalur Cemoro Sewu kau sanggup berjalan lagi sejauh 200 Meter untuk hingga ke Jalur Cemoro Sewu.
Adapun jarak tempuh dari Klaten hingga basecamp Cemoro Kandang yaitu sekitar 2 jam menggunakan sepeda motor. Pegel sih harus membawa carier segede gaban sambil naik motor. Untungnya sepanjang perjalanan sanggup melihat pemandangan pepohonan berwarna hijau. Kaprikornus selain sanggup menyegarkan mata rasa pegel juga sanggup sedikit berkurang. Believe me it works !



Setelah berjuang melewati perjalanan yang naik turun dan berlika liku alhasil kami hingga di pos pendakian Cemoro Kandang. Saat itu banyak sekali wisatawan yang berdatangan tetapi tidak semuanya para pendaki, alasannya yaitu pos Cemoro Kandang yang berada di kaki gunung Lawu ini selain dijadikan jalur utama pendakian juga digunakan sebagai tempat wisata. Terlihat di beberapa sudut banyak keluarga yang piknik bahkan hingga ada panggung musiknya segala.
Menurut sebagian pendaki, jalur Cemoro Sewu lebih indah dan jarak tempuhnya lebih cepat. Namun walaupun begitu trek di jalur Cemoro Kandang lebih landai. Sehingga jalur ini sering digunakan warga sekitar untuk berziarah ke atas gunung Lawu menggunakan kuda. Jika kau beruntung kau akan melihat ritual ziarah tersebut. Sayangnya ketika itu saya tidak melihat para peziarah.
Gunung lawu memang terkesan religius, terlihat di beberapa sudut gunung lawu terdapat banyak sekali tempat sakral yang digunakan untuk menyimpan sesajen. Salah satunya menyerupai tempat berikut yang saya temui di posko Cemoro Kandang.

BERAPA HARGA TIKET MASUK KE GUNUNG LAWU ?

Sebelum melaksanakan pendakian kami melaksanakan registrasi (simaksi) terlebih dahulu di Posko Cemoro Kandang dengan menyerahkan kartu identitas/KTP dan membayar tiket masuk sebesar Rp. 15.000/Orang dan parkir Rp. 7.500/malam. Menurutku harga yang ditawarkan relatif murah karna sebanding dengan akomodasi yang disediakan. Seperti kamar mandi, mushala, ruang untuk beristirahat, aula dan tempat parkir yang luas.
(Btw, harga tiket masuk ini terhitung semenjak tahun 2017 ya. Jika ada yang punya info HTM terupdate pribadi komentar di bawah ya)
Namun, hal yang patut disayangkan yaitu kami tidak di beri lembaran peta pendakian, jadi kami harus memfoto peta secara manual di papan reklame yang ada di depan posko. Padahal di beberao gunung yang pernahku kunjungi selalu di beri lembaran peta loh.

PENDAKIAN GUNUNG LAWU PUN DIMULAI

Setelah melaksanakan registrasi barulah kami memulai pendakian tentunya dengan diawali doa bersama terlebih dahulu. Saat itu waktu mengatakan pukul 12 siang. Walaupun matahari berada sempurna di ubun-ubun tetapi cuaca di gunung Lawu sangat adem dan bersahabat.
BASECAMP – POS 1 (TAMANSARI BAWAH)
Dari Posko Cemoro Kandang menuju pos 1 jalur yang kami lalui tidak mengecewakan mudah, cocok untuk peregangan otot dan pemanasan pantat hee. Namun ketika turun hujan jalur ini sanggup sangat licin karna sepanjang perjalanan terbuat dari tanah dan tangga dari bebatuan. Untungnya ketika itu cuaca sedang bagus sehingga perjalanan kami terasa enjoy.



Saat memasuki daerah ini kau juga akan melewati aneka macam macam pepohonan hijau yang menjulang tinggi dan penderasan ‘Studio Alam’ yang entah bagaimana wujudnya karna saya sendiri tidak jadi mampir karna keburu capek. Tetapi kalau kau ingin tahu bagaimana keindahan penderasan Studio Alam kau sanggup pribadi menuju blog ‘Bang Wisnu’ di Halaman berikut Ini.
Setelah berjalan kurang lebih 1 Jam, alhasil kami hingga di pos 1 Tamansari Bawah. Di pos ini terdapat bangunan dari watu yang sanggup digunakan untuk ngadem. Biasanya pada hari-hari tententu di Pos ini akan ada mas-mas yang buka stand untuk jualan jajanan. Kemarin saja saya sempat ngutang goreng pisang sama bakwan.



POS 1 – POS 2 (TAMANSARI ATAS)
Menuju pos 2 jalur pendakian sedikit curam tetapi masih gampang untuk di lewati. Namun, yang membuatku terheran-heran yaitu sepanjang perjalanan di jalur ini terdapat banyak sekali giat berwarna hitam. Entah dari mana ulet-ulet itu berasal tetapi fenomena misterius ini sukses membuatku Gelisah alias geli-geli lembap karna uletnya bukan berjumlah satuan tetapi ribuan, Sehingga saya harus menentukan tanah yang akan kupijak supaya tidak mengenai ulet-ulet tersebut.



Tidak beberapa usang tiba-tiba saya mendengar bunyi gemuruh dari kejauhan. Aku pikir itu bunyi penderasan atau pesawat lewat, tetapi sehabis melihat peta ternyata itu bunyi kawah Condrodimuko, pantas saja dikawasan ini tercium amis kentut alias amis sulfur yang sangat menyengat.
Setelah berjalan kurang lebih 2 jam alhasil kami hingga di pos 2. Disini kami bertemu dengan 2 pendaki cilik yang berumur sekitar 10 dan 11 tahun yang sedang mendirikan tenda bersama ayahnya. Mereka tidak sanggup melanjutkan perjalanan karna belum dewasa itu sudah kecapean. Tetapi saya tetap salut karna ketika ini banyak sekali belum dewasa yang berani mendaki gunung, nah kalo kau kapan mblo ?



POS 2 – POS 3 (PENGGIK)
Menuju pos 3 jalur pendakian tidak mengecewakan banyak bonusnya (Bonus yaitu istilah pendakian jikalau jalur yang dilewati landai dan ga bikin encok). Disini kami juga melewati sumber mata air dan sungai yang telah mengering.
Tidak beberapa usang tiba-tiba kabut turun padahal sebelumnya cuaca sangat cerah, sehingga kami harus ekstra hati-hati karna jalur yang kami lewati seringkali tidak terlihat. Selain itu, jalur ini juga sangat sempit karna hanya sanggup dilalui oleh seorang pendaki saja. Namun, hal yang membuatku tercengang yaitu ternyata disebelah kanan kami terdapat tebing bebatuan yang sangaaaat tinggi dan di sebelah kirinya pribadi jurang yang sangat dalam. Hal ini gres saya ketahui sehabis turun gunung keesokan harinya ketika kabut sudah hilang.




Sepanjang perjalanan banyak kutemui papan larangan untuk berhenti karna di jalur ini seringkali terjadi tanah longsor. Terlihat dibeberapa sudut terdapat jalanan dan jembatan yang sudah rusak oleh longsor. Namun, tidak sanggup dipungkiri bahwa trek yang mengerikan selalu mempunyai keindahan tersendiri. Buktinya di jalur ini kita sanggup menikmati pemandangan hutan pinus dari kejauhan yang luar biasa indah.
Tidak beberapa usang alhasil saya melihat Pos pemberhentian. Aku pikir sudah hingga di pos 3 ternyata hanya Pos Bayangan wkwk. Itu artinya kami harus melaksanakan setengah perjalanan lagi. Kerasa banget kayak di PHPin.

Dari pos Bayangan tiba-tiba kepalaku terasa puyeng, pengen pingsan saja rasanya. Akhirnya kami tetapkan untuk beristirahat sejenak sambil shalat zuhur plus ashar. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan dan tiba-tiba pribadi nyampe aja gitu di pos 3 Penggik haha. Seneng banget rasanya karna dari sini kami sudah sanggup menyaksikan gumpalan awan yang amazing banget.



Di pos ini sudah ada beberapa pendaki yang mendirikan tenda. Seperti biasa kami beristirahat sejenak sambil curhat dengan pendaki lain. Biasanya kalau bertemu dengan sesama pendaki hal yang dibahas ga jauh-jauh dari menanyakan asal, jumlah rombongan ada berapa? dan naik dari kapan? Masih jomblo ya? Terus jadian deh.
POS 3 – POS 4 (COKROSURYO)
Pendakian menuju Pos 4 kami melewati jalur yang meliuk-liuk dan sangat terjal. Sehingga kami harus berhati-hati semoga tidak kepeleset jatuh ke jurang kemudian mati konyol.
Sebetulnya disini banyak sekali jalur yang sanggup dilalui sampai-sampai saya kebingungan menentukan jalur yang sempurna karna sepanjang perjalanan tidak terdapat petunjuk arah. Namun, saya tetap menentukan jalur yang aman. inget gan safety first

E tapi, pas keesokan harinya sehabis turun gunung saya jadi ingin tau yaudah saya lewat jalur terlarang saja. Dan ternyata treknya curam banget guys, untuk melewatinya kita harus merayap lewat bebatuan yang tinggi-tinggi banget. Kira-kira tanjakanya antara lutut bertemu dagu. Unch pantas saja dilarang. 

Btw Jangan menggandakan ulahku ya, terkadang saya bandel :(

Waktu mengatakan pukul 5 sore, itu artinya keinginan kami mendirikan tenda di puncak gunung Lawu sebelum matahari terbenam gagal. Tetapi kami patut bersyukur karna melalui jalur ini kami sudah disuguhi pemandangan yang mengagumkan. Gumpalan awan berwarna orange disinari cahaya sunset dari ufuk barat. Sumpah gaes ini indah banget, kalian harus lihat sendiri kesini.


Tidak beberapa usang bunyi azan maghrib terdengar dari bawah sana. Dan kemerlap lampu perkotaan semakin mempercantik view gunung Lawu.
Sesampainya di pos 4 kami pribadi mendirikan tenda. Lahan di Pos 4 memang cukup luas jadi sangat cocok untuk beristirahat, terlihat sudah banyak pendaki yang memasang tenda sambil bernyanyi dan bercengkrama satu sama lain.



Setelah memasang tenda kami pribadi melaksanakan shalat maghrib dan isya dilanjutkan dengan masak-masak manja untuk makan malam. Saat itu udara terasa dingin, bahkan jaket dan sleeping bag yang telah ku pakai serasa ga guna. Sampai alhasil sekitar jam 9 malam barulah saya sanggup tertidur ditemani taburan bintang atap gunung Lawu yang keindahanya ga sanggup di jelaskan.
POS 4 – POS 5 (HARGO DALAM)
Jam 4 pagi alarm ku berbunyi, itu artinya kami harus get up dan melanjutkan perjalanan untuk berburu sunrise. Setelah menyiapkan headlamp dan beberapa lampu penerang kamipun berjalan menuju pos 5 sambil merem melek karna masih ngantuk.
Jalur menuju pos 5 kebanyakan terbuat dari bebatuan, namun yang membuatku kesulitan yaitu hawa hirau taacuh yang menusuk hingga ke tulang. Salah banget ketika itu saya menggunakan celana pendek supaya keliatan seksi. Argh jadi pengen balik ke tenda ngelanjutin bobo :(.

Setengah jam perjalanan akhrinya kami hingga di pos 5. Tidak menyerupai pos sebelumnya disini tidak ada bangunan sama sekali. Hanya ada papan penunjuk jalan dan goresan pena Pos 5 hargo dalam.
POS 5 – PUNCAK HARGO DUMILAH 3.265 MDPL
Pos 5 merupakan pos terakhir di gunung Lawu, kamipun jadi semakin semangat untuk mencapai puncak. Hingga alhasil sehabis setengah jam perjalan kami hingga di puncak Hargo Dumilah yang merupakan puncak tertinggi gunung lawu dengan ketinggian 3265 MDPL. Yaay!



Saat itu belum ada pendaki lain selain kami, itu artinya kami orang pertama yang hingga ke puncak. Tapi sayangnya waktu masih mengatakan pukul 5 pagi dan suasana masih sangat gelap. Kamipun tetapkan untuk shalat subuh sambil menunggu matahari terbit a.k.a sunrise.



Tidak beberapa usang satu-dua pendaki mulai berdatangan hingga alhasil puncak Gunung Lawu ramai dibanjiri pengunjung. Malang sekali nasibku ingin berfoto di bawah tugu Hargo DUmilah pun harus mengantri. But so far, kami sangat bersyukur sanggup mencapai puncak gunung Lawu :)




MBOK YEM, LEGENDA PENUNGGU GUNUNG LAWU

Sudah puas berselfie ria di puncak kamipun tetapkan untuk turun kembali ke tenda. Sayangnya ketika itu banyak sekali pendaki yang memadati jalur pendakian jadi kami terpisah satu sama lain. alhasil saya ngegembel sendirian di gunung.
Saat itu saya sempat nyasar ke jalur yang tidak seharusnya ku lewati, yaitu ke jalur Cemorosewu. Sebetulnya pengalaman kesasar ini disebabkan karna saya tertarik dengan salah satu spot yang banyak di banjiri pendaki yaitu warung Mbok Yem di Hargo Dalem.




Gila sih sempet kaget ternyata di puncak gunung lawu terdapat warung yang menjual aneka macam macam makanan. Tau gini saya ga usah capek-capek bawa logistik. So, untuk kau yang ingin mendaki gunung Lawu ga usah takut mati kelaparan karna disini banyak warung. Dan berdasarkan rumor yang beredar gunung Lawu juga akan membangun minimarket dan bioskop di puncaknya, hehe yakali.
Selain warung, dikawasan ini juga terdapat+ sarana toilet dan tempat peribadatan untuk menyimpan sesajen. Pantas saja dari setadi saya selalu mencium amis kemenyam. Tapi jikalau kau turun sedikit lagi menuju jalur Cemorosewu kau akan melihat pemandangan savana dan rock balance yang keren.
Wah beruntung banget untuk mereka yang mendaki melalui via Cemorosewu karna banyak spot bagus yang dilewati salah satunya menyerupai Candi Cetho dan padang savana yang instagram banget buat foto-foto.

Berhubung hari sudah mulai siang, akupun segera kembali ke pos 4 dan packing barang-barang untuk melaksanakan turun gunung. Seperti biasa turun gunung selalu lebih cepat daripada naik gunung. Sehingga saya sanggup memanfaatkan waktu yang tersisa untuk wisata masakan ke beberapa tempat makan di Solo yang enak-enak tapi harganya murah meriah. Salah satunya menyerupai Soto Solo yang bening tapi rasanya maknyus !

SUMBER AIR DI GUNUNG LAWU

Sumber mata air merupakan tempat penting yang kerapkali dimanfaatkan para pendaki untuk minum jikalau sewaktu-waktu persediaan air yang dibawa telah habis.

Di gunung Lawu sendiri terdapat beberapa titik sumber air yang sanggup di manfaatkan. Namun, akan sedikit sulit ditemukan alasannya yaitu gunung Lawu mempunyai banyak sekali jalur. Tetapi itu bukan dilema besar, karna kau sanggup dengan gampang membelinya di beberapa warung yang ada di Hargo Dalem, menyerupai di warung Mbok Yem misalnya.

Namun akan lebih baik jikalau kau sudah membawa persediaan air sendiri sebelum kau memulai pendakian. Mengingat kelengkapan logistik ketika naik gunung merupakan hal yang tidak boleh di sepelekan.

KALKULASI WAKTU PENDAKIAN VIA CEMORO KANDANG

Pos 1 - Pos 2 (1 Jam)
Pos 2 - Pos 3 (2 Jam)
Pos 3 - Pos 4 (2 Jam)
Pos 4 - Pos 5 (1 Jam)
Pos 5 - Puncak (1 Jam)
Overall, saya seneng banget sanggup naik gunung Lawu walaupun harus menguras uang, waktu dan tenaga yang sangat besar. 

Rencananya pendakian berikutnya saya ingin merampungkan Triple S dulu yaitu Sindoro, Sumbing dan Selamet. So, doakan saya ya kawan-kawan semoga impianku sanggup tercapai.

Okedeh, hingga jumpa di kisah pendakian berikunya. Dan jangan lupa tonton video Pendakian Gunung Lawu berikut ini supaya kau sanggup menikmati keindahan gunung Lawu lebih real lagi. Pastikan juga kau subscribe dan like video ku yah mueheh.



Jangan mendaki gunung semoga dunia sanggup melihatmu. 
Naiki ia semoga kau sanggup melihat dunia.
- @khairulleon -




Sumber https://www.khairulleon.com/

Baca juga: