Keutamaan dan keistimewaan pada hari jumaat telah Allah SWT berikan kepada kita dari sisi aturan alam ataupun aturan syara'. Umat nabi Muhammad yakni umat yang terbaik dan telah diberikan banyak keistimewaan dari Allah SWT salah satu misalnya yaitu hari jumaat.
Keutamaan dan keistimewaan pada hari jumat
Keutamaan dan Keistimewaan dari sisi hari jumat diantaranya yakni sebagai berikut:
كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ
kuntum Kaira ummatin uKrijat lin-naasi ta`muruuna bil-ma`ruufi wa tan-hauna `anil-mungkari wa tu`minuuna walau aamana ahlul-kitaabi lakaana Kairal lahum, min-humul-mu`minuuna wa ak!aruhumul-faasiquun
Artinya: Kamu merupakan umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu merupakan lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka yakni orang-orang yang fasik.
Umat nabi Muhammad yakni umat insan terakhir yang akan dijadikan saksi bagi umat sebelumnya. Mereka juga yang akan masuk nirwana pertama kali. Allah memperlihatkan petunjuk hari jumat sehabis sebelumnya banyak umat yang tersesat pada hari tersebut.
Di riwayatkan dari Abu hurairah, ia berkata, "saya telah mendengar Rasulullah bersabda:
Artinya: " Kita yakni umat yang terakhir, tetapi terdahulu pada hari kiamat, walaupun setiap umat telah mendapat kitab suci sebelum kita dan kita mendapatkannya sehabis mereka. Kemudian hari ini (jumat) yakni hari dimana Allah memilih kepada mereka, namun mereka bersedih dari hari tersebut. Lalu Allah kemudian memperlihatkan petunjuk kepada kita pada hari jumat, yaitu untuk Yahudi besoknya (sabtu), dan nasrani sehabis besoknya lagi (Ahad)". (H.R. AL-Bukhari dan Muslim)
1. Khusus diperuntukan kepada umat nabi Muhammad
Allah telah memperlihatkan keistimewaan kepada umat nabi Muhammad dibandingkan dengan umat-umat yang lain. Umat nabi Muhammad yakni umat yang terbaik dan dilahirkan untuk manusia. Sebagaimana yang tercantum dalam Al-Quran:
kuntum Kaira ummatin uKrijat lin-naasi ta`muruuna bil-ma`ruufi wa tan-hauna `anil-mungkari wa tu`minuuna walau aamana ahlul-kitaabi lakaana Kairal lahum, min-humul-mu`minuuna wa ak!aruhumul-faasiquun
Artinya: Kamu merupakan umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu merupakan lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka yakni orang-orang yang fasik.
Umat nabi Muhammad yakni umat insan terakhir yang akan dijadikan saksi bagi umat sebelumnya. Mereka juga yang akan masuk nirwana pertama kali. Allah memperlihatkan petunjuk hari jumat sehabis sebelumnya banyak umat yang tersesat pada hari tersebut.
Di riwayatkan dari Abu hurairah, ia berkata, "saya telah mendengar Rasulullah bersabda:
Artinya: " Kita yakni umat yang terakhir, tetapi terdahulu pada hari kiamat, walaupun setiap umat telah mendapat kitab suci sebelum kita dan kita mendapatkannya sehabis mereka. Kemudian hari ini (jumat) yakni hari dimana Allah memilih kepada mereka, namun mereka bersedih dari hari tersebut. Lalu Allah kemudian memperlihatkan petunjuk kepada kita pada hari jumat, yaitu untuk Yahudi besoknya (sabtu), dan nasrani sehabis besoknya lagi (Ahad)". (H.R. AL-Bukhari dan Muslim)
2. Jumat yakni hari teragung di sisi Allah
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, sebenarnya Rasulullah bersabda:
Artinya: "Sebaik-baik hari di mana matahari terbit pada hari tersebut yakni hari jumat. Pada hari tersebut diciptakan nabi Adam as dan pada hari tersebut juga nabi Adam dimasukan ke nirwana dan dikeluarkan darinya." (H.R. Muslim)
Dalam riwayat Abu Hurairah yang lain, Rasulullah bersabda:
Artinya: "Sebaik-baik hari di mana matahari terbit pada hari tersebut yakni hari jumat. Pada hari tersebut, Adam diciptakan dan pada hari itu juga Adam diturunkan ke bumi serta diterima tibanya dan pada hari itu., Adam meninggal dunia. Hari selesai zaman juga akan terjadi pada hari jumat. Tidak ada hewan melata pun, kecuali dia berubah bentuknya pada hari kiamat, hingga matahari terbit lantaran ketakutan hari kiamat, kecuali jin dan manusia." (H.R. At-Tirmizi, Abu Dawud, dan Ahmad)
Adapun berdasarkan riwayat Ahmad dan Ibnu Majah dari Abu Lahabau bin Al-Munzir, dia mengatakan, Rasulullah bersabda:
Artinya: "Sesungguhnya hari jumat yakni penghulu semua hari dan hari paling agung di sisi Allah yang maha luhur dan agung. Hari jumat lebih mulia dan lebih agung dari pada hari raya iduladha dan idulfitri. Dalam hari jumat ada lima keistimewaan, yaitu 1) pada hari tersebut Adam diciptakan, 2) diturunkannya Adam ke bumi, 3) hari tersebut Adam meninggal dunia, 4) di hari jumat ada satu waktu yang apabila hamba memohon kepada Allah akan dikabulkan sepanjang bukan undangan yang haram, 5) dan hari selesai zaman akan terjadi pada hari jumat. Tidak ada malaikat yang akrab (dengan Allah), langit, bumi, angin, gunung maupun lautan yang tidak takut pada hari kiamat." (H.R. Ahmad dan Ibnu Majah. Hadis ini hasan. Lihat sahih At-Tqrgib, 1: 292).
Hari jumat merupakan hari pilihan diantara hari-hari lain dalam seminggu, menyerupai bulan Ramadhan yang merupakan bulan pilihan di antara bulan-bulan dalam setahun. Ia juga bagaikan Lailatul Qadar diantara malam-malam yang lain dan bagaikan kota Mekah di antara kota-kota lain di bumi ini. Hari jumat bagaikan Nabi Muhammad di antara para mahluk ciptaan-Nya.
3. Hari jumat merupakan hari raya mingguan
Hari jumat bagaikan hari raya mingguan bagi umat islam. Di hari itu, umat islam berkumpul bersama melakukan shalat jumat di masjid seraya mendengarkan khotbah jumat. Khotbah biasanya berisi ilmu agama biar sanggup meluruskan aqidah dan ibadah mereka, memecahkan duduk kasus dan problematika hidup mereka. Selain itu, juga berisi usulan untuk senantiasa berbuat baik. Hal ini sebagaimana yang dilakukan nabi dalam khotbah, dia mengajarkan para sobat aturan-aturan islam, baik dari segi aqidah maupun syariat. Oleh alasannya yakni itu, sebelum pelaksanaannya dianjurkan untuk mempersiapkan diri dengan mandi jumat, menggunakan wewangian, dan mengenakan pakaian yang pantas dan bagus.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia menyampaikan sebenarnya Rasulullah bersabda:
Artinya: "sesungguhnya hari ini (jumat) merupakan hari raya yang dijadikan oleh Allah kepada umat islam. Maka barang siapa yang akan mendatangi shalat jumat, maka hendaklah mandi, menggunakan wewangian, dan bersiwak." (H.R. Ibnu Majah. Hadis ini hasan. Lihat Shih At-Taegib, 1: 291).
At-Tabrani juga meriwayatkan Hadis dengan sanad jayyid dari Anas bin Malik, sebenarnya dia berkata, "hari jumat telah diperlihatkan kepada nabi, malaikat Jibril tiba datang dengan membawa hari jumat dalam suatu piringan, menyerupai cermin yang menyilaukan dan di tengah-tengahnya ada titik hitam. Rasulullah pun bertanya, 'apa inu, wahai malaikat Jibril?' Jibril menjawab, 'ini yakni hari jumat yang diberikan oleh Allah kepadamu biar menjadi hari raya mingguan hingga nanti untuk kaummu sehabis sepeninggalanmu. Dan ketahuilah bahwa di dalamnya banyak kebaikan dan kau sebagai orang pertama, sedangkan Yahudi dan nasrani setelahmu." (Lihat sahih At-Targib, 1: 291).
4. Bagi siapa yang meninggal pada hari jumat itu merupakan salah satu tanda khusnul khatimah
Keutamaan tersebut bekerjasama erat dengan hati para hamba yang taat. Menurut, riwayat dari Ibnu Amr, ia berkata, Rasulullah bersabda:
Artinya: "Tatkala seorang muslim meninggal dunia pada hari jumat Allah akan menyelamatkannya dari fitnah kubur." (H.R. Ahmad dan At-Tirmizi)
Sementara itu, Al-Mabarakfuri berpendapat, "maksud dari fitnah kubur yakni Allah menjaganya dari siksa kubur dan pertanyaan kubur." (Lihat: At-Tuhfah, 4: 188). Keadaan tersebut menunjukan bahwa kemuliaan waktu mempunyai dampak yang kuat, sebagaimana kawasan yang kadang juga mempunyai keutamaan yang besar.
Baca juga: awal mula shalat jumat dalam isalm
Al-Qurtubi telah mengatakan, "Hadis-hadis yang menunjukan pembatalan pertanyaan kubur tidaklah bertentangan dengan hadis-hadis mengenai pertanyaan kubur. hadis-hadis tidak bertentangan, tetapi mengkhususkan dan menjelaskan siapa saja yang tidak di tanya di kuburnya dan tidak mendapat fitnah kubur."
At-Tirmizi berpendapat, "barang siapa yang meninggal pada hari jumat, maka sesungguhnya telah disingkaplah tirai darinya di sisi Allah. Pada hari tersebut neraka jahanam tidak boleh sementara. Apabila Allah menghendaki untuk mengangkat hamba-hambaNya, maka dipilihlah hari jumat sebagai hari penuh kasih sayang. Apabila ada yang dicabut nyawanya pada hari jumat, maka hal itu tanda kebahagiaan baginya. Dengan demikian, dia selamat dari fitnah kubur yang menjadi pembeda antara seorang yang beriman dan orang yang munafik."
Menurut pendapat kami, inti dari keterangan diatas yakni orang yang meninggal dunia pada hari jumat, maka sesungguhnya padanya diberikan pahal sebagai orang yang mati syahid, yang diantaranya tidak ditanya ketika di dalam kubur. Hal tersebut menyerupai riwayat Abu Nu'aim dalam kitab Al-Hilyah (Lihat: Mustasyar Al-Maqashid Al-Hasanah, No. 1.085).
Baca juga: awal mula shalat jumat dalam isalm
Al-Qurtubi telah mengatakan, "Hadis-hadis yang menunjukan pembatalan pertanyaan kubur tidaklah bertentangan dengan hadis-hadis mengenai pertanyaan kubur. hadis-hadis tidak bertentangan, tetapi mengkhususkan dan menjelaskan siapa saja yang tidak di tanya di kuburnya dan tidak mendapat fitnah kubur."
At-Tirmizi berpendapat, "barang siapa yang meninggal pada hari jumat, maka sesungguhnya telah disingkaplah tirai darinya di sisi Allah. Pada hari tersebut neraka jahanam tidak boleh sementara. Apabila Allah menghendaki untuk mengangkat hamba-hambaNya, maka dipilihlah hari jumat sebagai hari penuh kasih sayang. Apabila ada yang dicabut nyawanya pada hari jumat, maka hal itu tanda kebahagiaan baginya. Dengan demikian, dia selamat dari fitnah kubur yang menjadi pembeda antara seorang yang beriman dan orang yang munafik."
Menurut pendapat kami, inti dari keterangan diatas yakni orang yang meninggal dunia pada hari jumat, maka sesungguhnya padanya diberikan pahal sebagai orang yang mati syahid, yang diantaranya tidak ditanya ketika di dalam kubur. Hal tersebut menyerupai riwayat Abu Nu'aim dalam kitab Al-Hilyah (Lihat: Mustasyar Al-Maqashid Al-Hasanah, No. 1.085).
5. Hari jumat merupakan hari dihapusnya segala kesalahan
Banyak sekali hadis yang menerangkan wacana hari dihapusnya segala kesalahan. Diriwayatkan dari Salman, sebenarnya Rasulullah bersabda:
Artinya: Tahukah kau hari jumat itu? Salman menjawab, hari jumat yakni hari di mana Allah mengumpulkan bapak kita, Adam. Rasulullah kemudian bersabda, akan tetapi, saya lebih tahu wacana hari jumat. Seseorang yang bersegera menyucikan badannya dan memperbaiki tata cara bersuci nya, kemudian mendatangi panggilan shalat jumat serta mendengarkan khitbah secara seksama dan melakukan shalat bersama imam, maka hal itu akan menjadi penghapus dosa baginya antara jumat hari itu hingga jumat yang akan datang, kecuali dosa besar lantaran pembunuhan. (H.R. Ahmad. Menurut Al-Haitsami, sanad hadis tersebut hasan. Lihat Takhrij Az-Zad, 1: 386).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia menyampaikan bahwa Rasulullah bersabda:
Artinya: shalat lima waktu, (shalat) jumat hingga shalat jumat berikutnya, (puasa) bulan Ramadhan hingga (puasa) Ramadhan selanjutnya yakni penebus dosa diantara waktu-waktu tersebut, kecuali dosa-dosa besar. (H.R. Muslim)
Anugerah Allah berupa pengampunan dosa berkaitan erat dengan dua hal, pertama, kebaikan seseorang dalam melakukan shalat jumat dengan tidak main-main dan senda gurau serta menjaga dari hal-hal yang sanggup merusaknya. Kedua, perbuatan yang menghasilkan dosa besar tidak sanggup diampuni kecuali dengan tobat dan prosedurnya telah ditetapkan oleh Al-Quran dan hadis.
Baca juga: Hukum menggunakan pakaian bergambar pada dikala shalat jumat
Menurut An-Nawawi bahwa makna diampuni nya dosa yakni ampunan terhadap dosa-dosa selain dosa besar. Hal ini juga tidak berarti semua dosa sanggup diampuni dengan ibadah shalat jumat selamat tidak berupa dosa besar. Hal ini hanya kemungkinan. Inilah yang sanggup disimpulkan dari hadis-hadis diatas.
Menurut Al-Qhadi iyadh, hal yang tercantum dalam hadis wacana ampunan terhadap dosa-dosa selamat tidak menjadi besar merupakan Mazhab yang dipilih oleh Ahlussunnah. Sesunggunya perbuatan dosa besar hanya sanggup diampuni dengan tobat atau lantaran rahmat, ampunan, dan anugerah dari Allah. (Lihat syarh shahih muslim, 3: 112).
Artinya: shalat lima waktu, (shalat) jumat hingga shalat jumat berikutnya, (puasa) bulan Ramadhan hingga (puasa) Ramadhan selanjutnya yakni penebus dosa diantara waktu-waktu tersebut, kecuali dosa-dosa besar. (H.R. Muslim)
Anugerah Allah berupa pengampunan dosa berkaitan erat dengan dua hal, pertama, kebaikan seseorang dalam melakukan shalat jumat dengan tidak main-main dan senda gurau serta menjaga dari hal-hal yang sanggup merusaknya. Kedua, perbuatan yang menghasilkan dosa besar tidak sanggup diampuni kecuali dengan tobat dan prosedurnya telah ditetapkan oleh Al-Quran dan hadis.
Baca juga: Hukum menggunakan pakaian bergambar pada dikala shalat jumat
Menurut An-Nawawi bahwa makna diampuni nya dosa yakni ampunan terhadap dosa-dosa selain dosa besar. Hal ini juga tidak berarti semua dosa sanggup diampuni dengan ibadah shalat jumat selamat tidak berupa dosa besar. Hal ini hanya kemungkinan. Inilah yang sanggup disimpulkan dari hadis-hadis diatas.
Menurut Al-Qhadi iyadh, hal yang tercantum dalam hadis wacana ampunan terhadap dosa-dosa selamat tidak menjadi besar merupakan Mazhab yang dipilih oleh Ahlussunnah. Sesunggunya perbuatan dosa besar hanya sanggup diampuni dengan tobat atau lantaran rahmat, ampunan, dan anugerah dari Allah. (Lihat syarh shahih muslim, 3: 112).
6. Shalat subuh di hari jumat secara berjamaah merupakan shalat yang paling utama di sisi Allah
Diriwayatkan dari Ibnu Umar, sebenarnya Rasulullah bersabda
Artinya: shalat yang paling utama di sisi Allah yakni shalat subuh pada hari jumat yang dilaksanakan berjamaah.
Meskipun keutamaan shalat subuh pada hari jumat tersebut sangat besar, namun sayangnya umat islam seringkali terbiasa begadang pada malam jumat, yang diisi dengan menonton film ataupun bermain kartu hingga menjelang pagi. Akhirnya, mereka tertidur hingga melewatkan shalat subuh pada hari jumat, padahal di dalamnya terdapat anugerah yang Agung.
Sebenarnya para malaikat, langit, bumi, angin, gunung-gunung dan lautan pun merasa ketakutan dengan datangnya hari jumat. Sebab, banyak hal luar biasa dan dahsyat yang terjadi di hari jumat. Bahkan, hewan ternak dan melata pun menjerit keras ketika matahari terbit pada hari jumat, lantaran takut ketika tiba hari jumat, maka selesai zaman pun akan tiba. Lalu, bagaimana dengan orang yang tertidur dan ketika berdiri maka terompet malaikat sudah ditiup yang mengambarkan selesai zaman telah tiba? Alasan apa yang akan mereka kemukakan ketika mereka menghadap Rabb mereka?
Allah berfirman:
Artinya: maka apabila sangkakala ditiup sekali. Dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, kemudian dibenturkan keduanya sekali benturan. Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat. Dan terbelalah langit, lantaran pada hari itu langit menjadi rapuh. Dan para malaikat berada di banyak sekali penjuru langit. Pada hari itu delapan malaikat menjunjung arsy (singasana) rabbmu diatas (kepala) mereka. Pada hari itu akan dihadapkan (kepada rabbmu), tidak ada sesuatu pun dari kau yang tersembunyi (bagi Allah). (Q.S. Al-Haqqah 69: 13-18)
7. Hari jumat ada waktu yang mustajab untuk berdoa
Pada waktu ini, ketika seorang hamba memohon kepada Allah, maka dia akan mengabulkannya selama tidak memohon sesuatu yang haram. Hal tersebut berdasarkan pada pada hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, sebenarnya Rasulullah bersabda:
Artinya: sesungguhnya pada hari jumat terdapat suatu waktu apabila seseorang hamba memohon suatu kebaikan kepada Allah dalam waktu yang bertepatan dengan waktu tersebut, maka akan dikabulkan. (H.R. Al-Bukhari dan Muslim)
Namun, para ulama berselih pendapat mengenai waktu mustajabah tersebut. Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam "fath Al-Bari" (2: 417) telah mengumpulkan pendapat-pendapat tersebut sebanyak empat puluh tiga pendapat. Sementara Ibnu Al-Qayyim menyebutkan sebelas pendapat yang telah dituangkan dalam Zad Al-Ma'ad (1: 388). Ia berkata bahwa diantara pendapat-pendapat tersebut yang paling berpengaruh dalilnya yakni dua pendapat yang disertai hadis yang kuat. Meskipun salah satunya ada yang lebih berpengaruh yakni:
Pendapat pertama, waktu mustajabah tersebut pada waktu duduknya khatib di antara dua khotbah hingga akan dilaksanakan shalat jumat. Pendapat tersebut berdasarkan hadis riwayat muslim dari Abu Burdah bin Abu Musa, sebenarnya Abdullah bin Umar berkata kepadanya, "apakah kau tidak pernah mendengar bapakmu telah berkata dari Rasulullah mengenai waktu tertentu di hari jumat?
Dalam riwayat Amr bin Auf Al-Muzanni, sebenarnya nabi bersabda:
Artinya: "Sesungguhnya di hari jumat terdapat waktu apabila seseorang hamba memohon sesuatu kepada Allah, maka akan dikabulakan." Lalu, mereka pun bertanya, "Kapan waktu itu, wahai Rasulullah? Beliau menjawab, (yaitu) waktu ketika dilaksanakan shalat jumat hingga selesai." (H.R. Ibnu Majah dan At-Tirmizi)
Pendapat kedua, waktu tertentu tersebut yakni sehabis shalat Asar. Pendapat tersebut merupakan pendapat yang kuat. Pendapat ini diutarakan oleh Abdullah bin Salam, Abu Hurairah, dan Ahmad. Sedangkan gadisnya diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnad-Nya dari hadis Abu Sa'id dan Abu Hurairah sebenarnya Nabi bersabda:
Artinya: "sesungguhnya di hari jumat terdapat waktu apabila seorang hamba memohon sesuatu yang baik kepada Allah, maka akan dikabulkan. Waktu tersebut yakni sehabis shalat Asar." (H.R. Ahmad).
Dalam sanad hadis tersebut terdapat Muhammad bin Salam Al-Ansari. Dia yakni orang yang tidak diketahui identitasnya atau maju. (Lihat Takhrij az-Zad, 1: 391).
Diriwayatkan dari Jabir, sebenarnya Nabi bersabda:
Artinya: "hari jumat itu ada dua belas waktu, di dalamnya terdapat waktu apabila seorang hamba memohon sesuatu kepada Allah bertepatan dengan waktu tersebut, maka Allah akan mengabulkannya. Carilah dengan sebaik-baiknya waktu terakhir sehabis shalat Asar." (H.R. Abu Dawud dan An-Nasa'i)
Hadis diatas sanadnya manis (jayyid). Menurut Al-Albani hadis tersebut sahih. (Sahih At-Targib wa At-Tarhib, 1: 296).
Baca juga: Sering jumatan tapi malah sia-sia
Dalam Sunan Ibnu Majah disebutkan disebutkan Hadis dari Abdullah bin Salam, ia berkata, "Saya beropini dan waktu itu Rasulullah bersabda, 'sesungguhnya kami telah mendapat keterangan dalam Kitabullah (yakni Taurat) wacana hari jumat yang di dalamnya terdapat waktu apabila seorang hamba shalat seraya memohon sesuatu kepada Allah bertepatan waktu tersebut, maka akan dikabulkan keperluannya tersebut." Abdullah berkata, "Rasulullah menunjukan kepadaku wacana sebagian waktu tersebut. Saya berkata, Benar engkau wahai Rasulullah pada sebagian waktu. Saya menanyakan lagi, kapan waktu itu, wahai Rasulullah? Beliau menjawab, (yaitu) waktu terakhir pada siang hari. Saya berkata, akan tetapi bukankah itu waktu shalat jumat?' kemudian nabi bersabda 'Benar, sesungguhnya bila seorang hamba melakukan shalat kemudian tidak duduk kecuali shalat, maka berarti dia Shalat."
Hadis tersebut sanadnya hasan. Menurut Al-Albani, Hadis tersebut sahih (Lihat sahih At-Targib wa At-Tarhib, 1: 195).
Created By : Azmin Kabaena
Editor By: Azmin Kabaena
Dalam riwayat Amr bin Auf Al-Muzanni, sebenarnya nabi bersabda:
Artinya: "Sesungguhnya di hari jumat terdapat waktu apabila seseorang hamba memohon sesuatu kepada Allah, maka akan dikabulakan." Lalu, mereka pun bertanya, "Kapan waktu itu, wahai Rasulullah? Beliau menjawab, (yaitu) waktu ketika dilaksanakan shalat jumat hingga selesai." (H.R. Ibnu Majah dan At-Tirmizi)
Pendapat kedua, waktu tertentu tersebut yakni sehabis shalat Asar. Pendapat tersebut merupakan pendapat yang kuat. Pendapat ini diutarakan oleh Abdullah bin Salam, Abu Hurairah, dan Ahmad. Sedangkan gadisnya diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnad-Nya dari hadis Abu Sa'id dan Abu Hurairah sebenarnya Nabi bersabda:
Artinya: "sesungguhnya di hari jumat terdapat waktu apabila seorang hamba memohon sesuatu yang baik kepada Allah, maka akan dikabulkan. Waktu tersebut yakni sehabis shalat Asar." (H.R. Ahmad).
Dalam sanad hadis tersebut terdapat Muhammad bin Salam Al-Ansari. Dia yakni orang yang tidak diketahui identitasnya atau maju. (Lihat Takhrij az-Zad, 1: 391).
Diriwayatkan dari Jabir, sebenarnya Nabi bersabda:
Artinya: "hari jumat itu ada dua belas waktu, di dalamnya terdapat waktu apabila seorang hamba memohon sesuatu kepada Allah bertepatan dengan waktu tersebut, maka Allah akan mengabulkannya. Carilah dengan sebaik-baiknya waktu terakhir sehabis shalat Asar." (H.R. Abu Dawud dan An-Nasa'i)
Hadis diatas sanadnya manis (jayyid). Menurut Al-Albani hadis tersebut sahih. (Sahih At-Targib wa At-Tarhib, 1: 296).
Baca juga: Sering jumatan tapi malah sia-sia
Dalam Sunan Ibnu Majah disebutkan disebutkan Hadis dari Abdullah bin Salam, ia berkata, "Saya beropini dan waktu itu Rasulullah bersabda, 'sesungguhnya kami telah mendapat keterangan dalam Kitabullah (yakni Taurat) wacana hari jumat yang di dalamnya terdapat waktu apabila seorang hamba shalat seraya memohon sesuatu kepada Allah bertepatan waktu tersebut, maka akan dikabulkan keperluannya tersebut." Abdullah berkata, "Rasulullah menunjukan kepadaku wacana sebagian waktu tersebut. Saya berkata, Benar engkau wahai Rasulullah pada sebagian waktu. Saya menanyakan lagi, kapan waktu itu, wahai Rasulullah? Beliau menjawab, (yaitu) waktu terakhir pada siang hari. Saya berkata, akan tetapi bukankah itu waktu shalat jumat?' kemudian nabi bersabda 'Benar, sesungguhnya bila seorang hamba melakukan shalat kemudian tidak duduk kecuali shalat, maka berarti dia Shalat."
Hadis tersebut sanadnya hasan. Menurut Al-Albani, Hadis tersebut sahih (Lihat sahih At-Targib wa At-Tarhib, 1: 195).
Created By : Azmin Kabaena
Editor By: Azmin Kabaena