-->
Sehari Menjelajah Petungkriyono, Nirwana Tersembunyi Di Pekalongan

Sehari Menjelajah Petungkriyono, Nirwana Tersembunyi Di Pekalongan


Saat mendengar kata Pekalongan hal pertama yang ada di benak saya yakni batik. Sehingga setiap kali pergi ke luar kota kemudian melewati Pekalongan saya niscaya akan mampir sejenak untuk berburu batik.
Batik Pekalongan memang tidak perlu diragukan lagi kecantikanya, ciri khas batiknya mengakibatkan pekalongan dikenal sebagai bumi batik nusantara, bahkan UNESCO telah tetapkan Pekalongan sebagai kota kreatif dunia semenjak 2014 silam.
Namun, dibalik ketenaran batik tersebut ternyata Pekalongan juga menyimpan banyak nirwana wisata yang tidak sanggup dipandang sebelah mata. Salah satunya menyerupai destinasi yang berada di Petungkriyono.
Petungkriyono merupakan salah satu kecamatan di Pekalongan yang terletak di daerah ketinggian, lokasi yang Jauh dari perkotaan menciptakan Petungkriyono terasa sejuk dan alami, sehingga sangat cocok untuk menghabiskan tamat pekan sambil menikmati panorama alam yang indah.
Hari ini, alhamdulillah, saya mempunyai kesempatan untuk menjelajah Petungkriyono dalam event ‘Amazing Petung National Explore’ bersama beberapa penerima pilihan dari seluruh Indonesia. Bersyukur sekali sanggup melihat secara pribadi kekayaan alam yang ada di Petungkriyono.

Sebelum menjelajah Petungkriyono, kami diundang oleh Bapak Hasip Kholbihi selaku Bupati Pekalongan untuk menghadiri program jamuan di Pendopo Kajen (Tempat dinas bupati Pekalongan).
Dalam jamuan tersebut, pak Bupati sempat memberikan sambutan kepada para penerima Petung Explore. Beliau banyak menceritakan wacana sejarah, budaya, budbahasa istiadat hingga objek wisata yang terdapat di Petungkriyono.
Walau sambutan ia terkesan singkat tetapi informasi yang disampaikan sarat akan makna, sehingga sanggup menambah wawasan saya. Tidak sabar rasanya ingin cepat-cepat menjelajah Petungkriyono!.
---
Setelah menghadiri jamuan, kamipun memulai perjalanan menuju petungkriyono. Selama perjalanan saya mulai merasakan perubahan yang signifikan, dari mulai hiruk pikuk perkotaan bermetamorfosis suasana damai perkampungan.
Sepanjang perjalanan kami melewati bermacam-macam pepohonan hijau di kanan kiri jalan, trek yang menanjak menciptakan suhu udara semakin sejuk. Itu artinya tempat Petungkriyono sudah semakin dekat.
Setelah kurang lebih satu jam perjalanan, akibatnya kami hingga di Petungkriyono. Namun, untuk sanggup menuju tempat pariwisata kami harus memakai kendaraan roda empat yang sudah disulap menjadi kendaraan beroda empat angkutan wisatawan, angkutan ini disebut dengan Anggun Paris.



Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari salah seorang supir, Anggun Paris merupakan kependekan dari Angkutan Gunung Pariwista. Kendaraan dengan desain jendela terbuka ini sanggup menampung hingga 10 orang penumpang. Fasilitas kendaraan ini dimaksudkan untuk memudahkan para wisatawan menyaksikan pesona alam selama berada di tempat wisata Petungkriyono.
Nah, jikalau anda sedang berada di Petungkriyono, tidak ada salahnya memakai kendaraan Anggun Paris ini. Selain unik, juga mengasyikkan loh.


15 menit perjalanan memakai Anggun Paris kamipun hingga di landmark Petungkriyono. Disini kami pribadi disambut oleh dua orang penari Petung yang anggun diiringin lantunan musik yang khas.
Sambil menyaksikan tarian petung para wisatawan juga sanggup merasakan kopi khas Petung yang disediakan di salah satu warung yang berada di bersahabat landmark petungkriyono.
Kombinasi pertunjukkan tari dan secangkir kopi menciptakan siapapun terlena untuk tiba kesini lagi. Acara welcome event ditutup oleh tepuk tangan dan sorak meriah dari para penonton yang hadir.


Setelah puas menyaksikan tari petung, kami melanjutkan perjalanan menuju spot pertama, Yaitu Curug Sibedug.  Untuk hingga kelokasi ini perjalanan sanggup ditempuh dalam waktu kurang lebih 30 menit.
Sesampainya di Curug Sibedug saya sempat heran karna curug ini tidak menyerupai curug kebanyakan yang pernah saya temui. Biasanya lokasi curug selalu berada di kedalaman, Sedangkan Curug Sibedug terletak di tepi jalan. sehingga siapapun yang melewati jalan ini niscaya akan melihat Curug Sibedug.
Curug Sibedug sendiri mempunyai dua pancaran air yang tidak terlalu besar dengan ketinggian 20 M. Saat animo hujan riam ini sanggup bertambah hingga 3 pancaran.
Untuk sanggup mendekat ke riam pengunjung tidak perlu mengeluarkan tenaga yang ekstra, cukup melewati jembatan kayu yang sudah disediakan wisatawan sanggup pribadi mendekat ke air terjun.
Lokasi Curug Sibedug yang strategis membuatnya selalu ramai di kunjungi wisatawan, baik untuk menyaksikan riam maupun untuk istirahat sejenak di beberapa warung yang ada di sekitar Curug Sibedug sambil meminum kopi khas petung.


Petungkriyono populer dengan wisata air yang melimpah, salah satunya menyerupai destinasi di jembatan sipingit.
Secara sekilas jembatan ini memang sama menyerupai jembatan lain pada umumnya. Namun, jikalau kita mampir sejenak dan turun ke bawah jembatan maka kita akan menyaksikan berbagai bebatuan besar yang dialiri air sungai yang segar.
Sebetulnya kepingan menarik dari jembatan sipingit bukanlah yang berada di pinggir jalan menyerupai yang saya kunjungi dikala itu, tetapi masih berada jauh di atas sungai yang lebih dikenal dengan kedung Sipingit atau Black Canyon.
Namun, dikala itu saya tidak menuju ke kedung Sipingit tapi hanya di Jembatan Sipingitnya saja. Mungkin suatu dikala nanti saya akan kembali lagi ke Petungkriyono untuk melihat secara pribadi nirwana tersembunyi di Kedung Sipingit. Saya ingin merasakan sensasi melompat dari atas bebatuan kemudian berenang ke dalam bak air yang menyegarkan.
Namun, walaupun begitu saya sudah sangat bahagia berada di jembatan sipingit ini. Karna di tempat tinggal saya belum tentu ada sungai secantik ini.

Tak usang berada di jebatan sipingit perjalanan kami lanjutkan menuju Welo Asri. Jarak yang ditempuh untuk hingga ke lokasi ini sekitar 30 menit. Trek yang kami tempuh semakin usang semakin menanjak tapi juga semakin indah.
Sepanjang perjalanan kami disuguhi pemandangan sawah padi yang sangat memanjakan mata. Hingga tak terasa akibatnya kami sudah hingga di tempat wisata Welo Asri.
Sebelum menikmati setiap spot menarik yang ada di Welo Asri, saya sempat bertanya kepada salah satu pemandu wacana asal usul penamaan Welo Asri.
Beliau berkata, bahwa Welo Asri mempunyai arti Pasir yang asri. Kaprikornus berdasarkan sejarahnya, tempat wisata ini dulunya sebagai mata pencaharian warga dari pasir. Sedangkan kini sudah menjadi objek wisata.
Banyak hal menarik yang sanggup di lakukan di Welo Asri, sekedar berfoto di beberapa spot selfie yang unik atau naik ke atas naik keatas rumah pohon menjadi acara yang menyenangkn untuk menikmati Welo Asri.
Sebetulnya saya masih ingin berlama-lama di Welo Asri, tetapi karna kabut sudah turun akibatnya saya dan penerima lainya tetapkan untuk melanjutkan kembali perjalanan ke Spot terakhir di Petungkriyono, yaitu Curug Bajing.
Dalam perjalanan menuju Curug Bajing, beberapa penerima bersorak bahagia karna sempat melihat seeokr owa jawa yang sedang melompat dari satu pohoh ke pohon yang lainya.

Spot selanjutnya yang kami kunjungi yakni Curug Bajing. Adapun jarak tempuh yang diperlukan yaitu sekitar 1 jam perjalanan dari Welo Asri.
Saat memasuki tempat Curug Bajing, saya sudah sanggup mendengar bunyi gemuruh riam dari kejauhan, Padahal saya belum melihat bagaimana wujudnya. Dari sini saya berasumsi bahwa Curug Bajing merupakan curug yang sangat besar dan tinggi.
Kawasan wisata Curug Bajing sangat higienis dan terawat, sarana-prasaranya juga lengkap. Dari mulai tempat parkir yang luas, mushala, toilet, homestay, rumah makan dan lain-lain.
Untuk menuju Curug Bajing, wisatawan harus trekking menuruni anak tangga yang terbuat dari bebatuan. Dalam perjalanan akan terlihat beberapa spot menarik yang sanggup dipakai untuk mengambil foto. Seperti pohon selfi, spot foto berbentuk hati, kupu-kupu, papan kayu dan spot lainya yang instagram-able.
Dari spot-spot inilah yang akan menghasilkan foto-foto manis dengan latar belakang Curug Bajing yang sangat mengagumkan.
Beberapa wisatawan ada yang menentukan mendekat ke lokasi riam tetapi ada pula yang tetapkan untuk menjauh karna takut dengan debit riam yang sangat besar dengan ketinggian sekitar 75 Meter. Begitu besarnya hingga tidak ada satupun pengunjung yang berani mandi di bawah air terjun.
Untuk saya sendiri sanggup melihat riam dari jarak terdekat merupakan suatu sensasi menyenangkan tersendiri. Oleh karna itu saya mencoba berjalan melalui bebatuan untuk menuju riam hingga jarak terdekat yang sanggup saya jangkau.
Setelah cukup bersahabat dengar air terjun, saya pribadi disambut oleh percikan riam yang menyegarkan. Saat terkena sinar matahari pantulain airnya sanggup membentuk pelangi kecil yang cantik.
Bisa dibilang, dari sekian banyak destinasi yang ada di Petungkriyono, hanya Curug Bajing yang paling saya suka.


Hari sudah mulai gelap, para penerima diperintahkan oleh pemandu untuk segera kembali ke Anggun Paris untuk melanjutkan perjalanan menuju Curug Lewi.


Sesampainya di pintu masuk Curug Lewi kami pribadi disambut secara meriah oleh penampilan Rampak dari Santri al-Fusha. Iringan musik, nyanyian dan goyangan menciptakan rasa lelah saya hilang seketika, bahkan beberapa perserta Petung Explore ada yang ikut bergoyang.




Untuk mencapi Curug ini pengunjung harus melaksanakan Jungle Trekking menyusuri jalan setapak di tengah hutan dan sungai kecil selama kurang lebih 1 jam.

Berhubung dikala itu hari sudah mulai gelap, kamipun tidak sempat menuju Curug Lewi. Namun, pemandangan hutan pinus yang berjejer dan taman buatan yang instagram-able sanggup menghilangkan kekecewaan saya.




Saat itu Bu ir. Hj. Arini Harimurti selaku wakil Bupati tiba ke lokasi Curug Lawe, ia memberikan sambutan dan ucapan terimakasih kepada para penerima karna telah berkunjung ke Petungkriyono.


Kamipun berterimakasih kembali atas jamuan dan penjelajahan Petungkriyono yang sangat menyenangkan ini. Semoga suatu dikala saya mempunyai kesempatan lagi untuk sanggup menjelajah Petungkriyono.
Sayapun  berharap agar pariwisata di Petungkriyono sanggup lebih ditingkatkan lagi kemudahan dan layananya. Walaupun sudah cukup baik tetapi masih banyak yang harus dibenahi.
Nah teman-teman, jikalau kau sedang berada di Pekalongan cobalah mampir ke Petungkriyono, Kekayaan alam Petungkriyono sangat sayang jikalau dilewatkan.

BTW, keseruan penjelajahan Petungkriyono kali ini sudah saya rangkum dalam video Vlog berikut. Selamat menyaksikan :)




Sumber https://www.khairulleon.com/

Baca juga: