Sahabat, sadar atau tidak, kita pernah atau bahkan sering melaksanakan kesalahan dan dosa. Tidak seorangpun yang luput dari noda dosa, baik sengaja maupun tidak.
Hanya Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wassalam yang ma’shum (suci), alasannya ialah dia dijaga Allah Subhanahu Wa Ta'ala dari dosa dan maksiat. Dosa-dosa dia telah diampuni oleh Allah, baik yang terdahulu maupun akan datang. Beliau ialah sosok insan yang paling bertakwa dan menerima jaminan masuk surga. Walaupun demikian, Rasulullah tetap beristighfar dan bertaubat kepada Allah setiap harinya seratus kali, sebagaimana sabdanya: “Demi Allah, bahu-membahu aku beristighfar dan bertaubat kepada Allah Subhanahu wa-ta’ala (سبحانه و تعالى) dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali.” (HR. Bukhari).
Dalam riwayat lain, dia bersabda: “Wahai manusia, bertaubatlah pada Allah Swt dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya aku bertaubat kepada-Nya dalam sehari seratus kali.” (HR. Muslim).
Pertama, kedua hadits tersebut merupakan dalil atas wajibnya bertaubat, alasannya ialah Nabi saw memerintahkannya.
Kedua, hadits ini menjadi dalil bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam ialah orang yang paling berpengaruh ibadahnya kepada Allah Subhanahu wa-ta’ala dan paling bertakwa.
Ketiga, hadits ini mengatakan bahwa Rasul ialah guru kebaikan dengan verbal dan perbuatannya. Namun demikian, dia senantiasa memohon ampun kepada Allah dan menyuruh insan biar membaca istighfar, sampai mereka meneladani dia dalam menjalankan perintah dan mengikuti sunnahnya.
yuk segera bertaubat, Jangan menunda taubat dan amal. Karena kitapun tidak tahu kapan selesai hidup menjemput kita, dimana pada ketika itu pintu taubat telah ditutup. Maka gunakanlah pintu taubat selagi masih ada kesempatan, selama masih terbuka lebar bagi hamba-Nya yang ingin kembali kepada-Nya.
Sumber http://www.rumahyatimindonesia.com/