Pada postingan kali ini bronanda akan sharing nih mengenai dongeng dibalik Album terbaru Sheila on 7 "Musim Yang Baik", eksklusif aja disimak.
Sheila On 7 alhasil merilis album terakhir mereka di bawah bendera Sony Music Indonesia. Sebuah album yang mengakhiri perjalanan panjang delapan album bersama salah satu label rekaman paling besar di Indonesia. Tentu belum dewasa Sheila sudah kenyang dengan pengalaman 16 tahun di industri musik Indonesia. Semua pernah mereka rasakan. Mulai dari album yang laku tak berkesudahan, pergantian personel, melewati masa subur pembajakan lagu, rezeki sesaat dari Ring Back Tone, dan hal lain yang pernah melanda industri musik dalam kurun waktu dua dekade terakhir. Saat jumpa pers peluncuran album yang diberi judul "Musim yang Baik" ini, Duta yang mewakili teman-teman bandnya menyampaikan bahwa mereka sudah puas bereksperimen dengan musik di album-album sebelumnya. Oleh alasannya itu, album yang dirilis pada Rabu, 10 Desember 2014, itu dikonsep lebih sederhana. "Kami sudah maksimalkan (eksperimen) digital hingga di album 'Berlayar'. Sampai pada alhasil kita jenuh. Kreativitas kita dipicu ke arah lain. Gimana memasukan musik hanya pada main track. Kita juga enggak egois, jikalau kita enggak bisa memainkan musik kita di live ya enggak kita masukin di album," terang Duta. Jika album sebelumnya Eross berusaha memasukkan bunyi dua gitar meski tanpa Sakti, sekarang beliau lebih menonjolkan bunyi satu gitar saja. Hal ini menciptakan musik Sheila kali ini terdengar sederhana namun matang. Mereka menciptakan musik yang bisa dipertanggungjawabkan di hadapan penggemarnya eksklusif dalam konser.
Inilah Album Ke-8 SHEILA ON 7 "MUSIM YANG BAIK"
1. "Selamat Datang"
Sesuai judulnya, lagu ini dipilih menjadi lagu pembuka. Suara bass Adam sangat terasa di lagu ini. Sangat dinamis dan vulgar. Senada dengan bunyi gitar Eross yang terdengar natural tanpa imbas berlebih. Suara siulan dan harmonika mengisi part-part tanpa lirik. Di pecahan harmonika dan siulan, seolah lagu ini ialah lagu folk, tetapi itu semua berubah ketika bunyi Duta kembali datang. Dari segi lirik, lagu ini sangat bermakna positif. Penggalan lirik "Ini lagumu, yang ku tuliskan untuk temani di manapun kamu Tetap semangat," seolah sengaja dibentuk semoga lagu pembuka ini bisa duduk disamping para pendengar untuk memberi rasa optimis, bukan menggurui. Bagian coda yang diisi dengan lirik bahasa Inggris, "For all the times, And all the bad times, I'll follow you with this song."
Sesuai judulnya, lagu ini dipilih menjadi lagu pembuka. Suara bass Adam sangat terasa di lagu ini. Sangat dinamis dan vulgar. Senada dengan bunyi gitar Eross yang terdengar natural tanpa imbas berlebih. Suara siulan dan harmonika mengisi part-part tanpa lirik. Di pecahan harmonika dan siulan, seolah lagu ini ialah lagu folk, tetapi itu semua berubah ketika bunyi Duta kembali datang. Dari segi lirik, lagu ini sangat bermakna positif. Penggalan lirik "Ini lagumu, yang ku tuliskan untuk temani di manapun kamu Tetap semangat," seolah sengaja dibentuk semoga lagu pembuka ini bisa duduk disamping para pendengar untuk memberi rasa optimis, bukan menggurui. Bagian coda yang diisi dengan lirik bahasa Inggris, "For all the times, And all the bad times, I'll follow you with this song."
2. "Satu Langkah"
Masuk ke track ke-dua, tempo semakin meningkat.Gumam bunyi Duta di awal lagu sangat catchy terndengar. Tidak ada eksplorasi musik berlebih dalam lagu ini, benar-benar terdengar "four-piece". Memaksimalkan alat musik dari tiap-tiap personel. Dalam lagu ini juga terdengar upaya penyederhanaan Eross dalam pengisian gitar. Jika di album-album sebelumnya terdengar bunyi dua gitar yang "penuh", pada lagu ini terang terdengar hanya satu track gitar. Lirik lagu ini bertemakan cinta, dengan satu kalimat bahasa Inggris sebagai titik puncak lagu, "When I say 'I Love You', please baby say you love me too."
3. "Buka Mata Buka Telinga"
Lagu ini terdengar berbeda dari lagu-lagu Sheila On 7 lainnya. Ketukan drum yang stagnan dengan iringan electone plus bass yang terus bergerak dinamis akan menciptakan tubuh Anda sedikit bergoyang. Di simpulan lagu, Eross mengisi pecahan pembuka bridge dengan solo gitarnya yang khas. Bernuansa blues rock dalam tempo sedang. Tidak usang Eross mengisi pecahan melodi itu, bunyi Duta mengisi dan lagu kembali ibarat semula dengan segala kedinamisannya. "Buka Mata Buka Telinga" diciptakan oleh Duta, liriknya seolah berisi seruan untuk merefleksikan tugas kita dalam kehidupan. Sekaligus meyakinkan selalu ada alasan kita diciptakan.
Lagu ini terdengar berbeda dari lagu-lagu Sheila On 7 lainnya. Ketukan drum yang stagnan dengan iringan electone plus bass yang terus bergerak dinamis akan menciptakan tubuh Anda sedikit bergoyang. Di simpulan lagu, Eross mengisi pecahan pembuka bridge dengan solo gitarnya yang khas. Bernuansa blues rock dalam tempo sedang. Tidak usang Eross mengisi pecahan melodi itu, bunyi Duta mengisi dan lagu kembali ibarat semula dengan segala kedinamisannya. "Buka Mata Buka Telinga" diciptakan oleh Duta, liriknya seolah berisi seruan untuk merefleksikan tugas kita dalam kehidupan. Sekaligus meyakinkan selalu ada alasan kita diciptakan.
4. "Canggung"
Lagu ini diciptakan oleh Eross, terdengar sangat catchy. Pelan, sangat pop, dan menghadirkan reffrain khas Sheila On 7. Terdapat sedikit sentuhan bunyi brass section di pembuka dan sela-sela lagu ini. Tapi dalam porsi yang minim dan sangat tepat. Musik yang sederhana dalam lagu ini justru membuatnya semakin easy listening, dan menjadi kandidat berpengaruh sebagai lagu hit di album ini. "Canggung" menceritakan bagaimana canggungnya diri ketika bertemu pujaan hati. Lirik yang dipilih sangat sederhana, "Menyapamu di keramaian, bersikap semua terkendalikan, atur nafas atur irama, dan memberimu sedikit senyuman." Penggalan lirik itu seolah mengingatkan saat-saat dimabuk asmara ketika remaja. Sekaligus pembuktian bahwa belum dewasa Sheila On 7 tetap bisa menciptakan lagu yang relevan untuk para sampaumur ketika ini, meski usia Eross Cs sudah tidak sampaumur lagi.
Lagu ini diciptakan oleh Eross, terdengar sangat catchy. Pelan, sangat pop, dan menghadirkan reffrain khas Sheila On 7. Terdapat sedikit sentuhan bunyi brass section di pembuka dan sela-sela lagu ini. Tapi dalam porsi yang minim dan sangat tepat. Musik yang sederhana dalam lagu ini justru membuatnya semakin easy listening, dan menjadi kandidat berpengaruh sebagai lagu hit di album ini. "Canggung" menceritakan bagaimana canggungnya diri ketika bertemu pujaan hati. Lirik yang dipilih sangat sederhana, "Menyapamu di keramaian, bersikap semua terkendalikan, atur nafas atur irama, dan memberimu sedikit senyuman." Penggalan lirik itu seolah mengingatkan saat-saat dimabuk asmara ketika remaja. Sekaligus pembuktian bahwa belum dewasa Sheila On 7 tetap bisa menciptakan lagu yang relevan untuk para sampaumur ketika ini, meski usia Eross Cs sudah tidak sampaumur lagi.
5. "My Lovely"
Meski lagu ini menggunakan judul bahasa Inggris, isinya tetap berbahasa Indonesia. Dibuka dengan sedikit riff dari Eross. Lirik lagu ciptaan Adam ini mengingatkan pada lagu "Lihat Dengar Rasakan" dari album "Kisah Klasik Untuk Masa Depan" yang juga diciptakan Adam. Tema yang dipilih Adam seolah wacana nurani dalam mencicipi apa yang dirasakan orang lain. Orang lain yang sedang mengalami kepedihan.
6. "Beruntungnya Aku"
Permainan gitar Eross di awal lagu seolah mengingatkan permainan gitar Richie Sambora di lagu "Wanted Dead or Alive". Meski hanya sekilas, petikan gitarnya sangat tipikal. Selebihnya, musik pada lagu ini ibarat lagu sebelumnya, benar-benar mengeksplorasi instrumen dari masing-masing personel. Kalau pun ada tambahan, hanya sekedar bunyi electone. Lirik lagu ini ibarat lagu Duta sebelumnya, seolah sebagai lagu hasil refleksi sang vokalis. Simak penggalan berikut, "Mengenal dirimu, menjalani denganmu, ketika murka saya lupa semua kelebihanmu," kalimat pada bridge itu seolah menggambarkan penyesalan seseoran sehabis dibakar amarah. "Akan kubawa cermin ini, jikalau perlu hingga mati, semoga saya tak lagi lupa slalu mensyukuri hari ini," kalimat pada bridge verse 2 itu seolah menjadi titik puncak refleksi yang meratapi amarah yang terjadi, yang diceritakan di awal lagu.
7. "Lapang Dada"
Lagu ini dipilih menjadi singel pertama album "Musim yang Baik". Sangat cathy dan gampang diingat. Terutama pada pecahan reff. Lagu yang mengajak pendengarnya untuk bisa 'move on' dan menjalani apa yang telah terjadi dengan perasaan nrimo dan tentu berlapang dada. Eross mengaku terinspirasi dari sosok ayahnya dalam menggarap lagu ini. "Terinspirasi dari ayah saya yang meninggal tahun 2000. Saya semakin merasa kehilangan ayah saya sehabis punya anak. Semakin saya bersahabat dengan anak, semakin saya terpikirkan ayah saya. Masih banyak yang belum tersampaikan antara saya dan ayah saya. Mungkin beliau kurang bisa berkomunikasi dengan anaknya. Jadi, inti lagu itu yang sudah, sudah (biarkan berlalu)," kata Eross menjelaskan lagu ini.
8. "Belum"
Sekilas dengar, awal lagu ini mengingatkan pada lagu "Kamus Hidupku" yang terdapat dalam album "Berlayar" milik Sheila On 7. Lagu ciptaan Duta ini bercerita wacana nasib yang buruk. Kesialan kadang terjadi berurutan. Dalam lagu ini diceritakan, penolakan yang terjadi dari orang yang telah kita cintai, padahal kita sudah berupaya semaksimal mungkin. Kesialan belum usai, perut mual dan motor mogok menambah derita. Duta tampak berupaya menceritakan kesialan dan patah hati lewat cara yang berbeda. Bukan dengan lirik yang sangat tersurat dengan bahasa yang terdengar begitu melankolis.
9. "Musim yang Baik"
Judul lagu ciptaan Eross ini juga menjadi judul album. Lirik yang faktual dipadu musik yang asik dengan tempo cepat, seolah sangat sempurna menggambarkan animo yang baik. Lagu ini seolah menumbuhkan fantasi atas sebuah rumah sederhana yang mempunyai kebun luas. Kebun yang ditanam banyak sekali rupa sayur dan buah-buahan. Musik up-beat pada pecahan reff lagu ini seolah menjadi latar musik seorang petani yang membuka pintu rumahnya dan melihat apa yang ditanamnya sudah bisa dipanen. Duta sempat menjabarkan bahwa "Musim yang Baik" bermakna pada perjuangan keras kita yang terkadang tidak berbuah sempurna pada waktu yang kita inginkan. Tetapi, semua akan indah pada waktunya, pada "musim yang baik". "Kita kadang merasa sudah menanam dengan benar, itu pun tidak menjamin bisa menuai hasil di ketika yang kita mau. Mudah-mudahan ini ketika yang baik bagi Sheila On 7 untuk mengeluarkan album (menuai)," terang Duta.
10. "Sampai Jumpa"
Jika salam pembuka album ini "selamat Datang", maka salam perpisahan lagu ini ialah "Sampai Jumpa". Lagu ini mempunyai makna yang beragam. Selain sebagai lagu penutup, makna "Sampai Jumpa" juga bisa dimaknai sebagai salam perpisahan Sheila On 7 dengan Sony Music Indonesia. Label yang telah menjadi rumah grup band asal Yogyakarta ini selama 16 tahun. Suara iringan gitar akustik dari Eross didampingi ukiran violin menambah berpengaruh kesan perpisahan. Ini bukan lagu pertama dari Sheila On 7 yang menyiraktan perpisahan. Sebelumnya, sudah ada "Sebuah Kisah Klasik" dari album "Kisah Klasik untuk Masa Depan" dan lagu "Waktu yang Tepat untuk Berpisah" dari album "07 Des". "Selamat jalan, selamat jalan teman, selamat jalan hingga jumpa," pekik Duta dalam bridge lagu ini.