Bagi pecinta puisi, siapa yang tak kenal dengan Sapardi Djoko Damono (SSD)? Sastrawan yang populer dengan puisi-puisinya yang beraliran puitic romantik ini telah mengabdikan puluhan tahun di dunia sastra. Bahkan di usianya yang senja, SSD kerap eksis dalam karya.
Saya yang merupakan penikmat puisi juga lantas jatuh cinta dengan puisi-puisi beliau. Baik saat dinikmati dalam bentuk teks maupun musikalisasi puisi.
Salah satu puisi SDD favorit aku ialah yang berjudul Dalam Sakit. Puisi ini mempunyai pesan religus yang mendalam, yaitu wacana kematian.
Berikut aku tuliskan kembali larik puisi Sapardi, Dalam Sakit:
Dalam Sakit
Waktu lonceng berbunyi
Percakapan merendah
Kita kembali
Menanti-nanti
Kau berbisik
Siapa lagi akan tiba
Siapa lagi menjemputmu
Berangkat berduka
Di ruang nan dingin
Kita mistik dalam gema
Di luar malam hari
Mengendap
Kekal dalam rahasia
Kitapun setia memulai percakapan
Kembali
Seakan abadi
Menanti-nanti
Lonceng berbunyi
Saya yang merupakan penikmat puisi juga lantas jatuh cinta dengan puisi-puisi beliau. Baik saat dinikmati dalam bentuk teks maupun musikalisasi puisi.
Salah satu puisi SDD favorit aku ialah yang berjudul Dalam Sakit. Puisi ini mempunyai pesan religus yang mendalam, yaitu wacana kematian.
Berikut aku tuliskan kembali larik puisi Sapardi, Dalam Sakit:
Dalam Sakit
Waktu lonceng berbunyi
Percakapan merendah
Kita kembali
Menanti-nanti
Kau berbisik
Siapa lagi akan tiba
Siapa lagi menjemputmu
Berangkat berduka
Di ruang nan dingin
Kita mistik dalam gema
Di luar malam hari
Mengendap
Kekal dalam rahasia
Kitapun setia memulai percakapan
Kembali
Seakan abadi
Menanti-nanti
Lonceng berbunyi
Sastrawan: Sapardi Djoko Damono (SDD) |