-->
Begini Saja

Begini Saja



Jadi begini 
Biar kuulangi
Kenapa aku selalu suka menyajakkan senja
Sudah sedari kecil terkagum olehnya
Sudah ku sukai cahaya sore itu
Namun semakin kian kemari
Mungkin saat bangku menengah atas
Ku dapati senja yang memang berbeda

Senja ini lebih hidup
Bukan sekedar cahaya sore
Dia lebih dari keindahan sementara
Tentang warnanya yang tiap hari selalu berbeda
Kurasa tidak hanya aku yang menikmatinya
Para petani yang selalu menunggu waktu ini untuk segera mengakhiri diladangnya
Para pekerja yang menanti ini untuk turun dari bangunannya
Para pedagang angkringan yang semangat untuk segera hiknya
Bahkan para fotografer yang begitu manisnya menanti detik-detik tenggelamnya surya

Biar kujelaskan lagi tentang aku yang menikmati senja
Bukankah tenang saat sore hari diselesainya hiruk pikuk aktivitas ditimang oleh senja
Yang selalu memangku saat lelahnya hari
Yang selalu mengajarkan bagaimana waktu itu harus berganti
Yang selalu meluluhkan perasaan saat warnanya bermacam-macam
Yang tapi ternyata bukan hanya aku yang merasakan seperti ini
Memang pancaran senja bukan untuk seorang saja
Atau aku yang terlalu berlebihan jatuh kedalam cahaya senja
Hingga ku ganti senja bukanlah sosok yang hidup, ia hanya cahaya semu
Yang pantas dinikmati saja
Bukan untuk dimiliki setiap hari
Tapi mengapa sosok senja yang kadang hidup muncul saat cahayanya indah
Yang tidak lagi diharapkan
Apakah ingin membuatku kecanduan?
Lagi-lagi aku yang terlalu kebaperan

Biar ku akhiri saja
Kata itu yang selalu muncul setiap hari kala senja tlah berganti
Namun lagi-lagi hari berikutnya muncul kembali
Ya beginilah namanya waktu
Biar kunikmati saja cahayanya
Biar sampai ku tak lagi menanti-nantinya

Begini saja.

Baca juga: