-->
Seorang Anak Yang Menjadi Pola Untuk Ayahnya

Seorang Anak Yang Menjadi Pola Untuk Ayahnya









Saat itu Ia masih seorang bocah, dan masih duduk di dingklik kelas 3 SD
Suatu kali ustadz di kelasnya memotivasi para siswa untuk menjaga shalat jamaah shubuh

Sang ustadz memberikan sebuah hadits perihal keutamaan shubuh berjamaah :

“Barangsiapa yang shalat isya` berjama’ah maka seperti beliau telah shalat malam selama separuh malam. Dan barangsiapa yang shalat shubuh berjamaah maka seperti beliau telah shalat seluruh malamnya.” (HR. Muslim no. 656)

Anak ini sangat terkesan dengan hadits tersebut dan segera menghafalnya dan ia bertekad untuk meng amalkannya.

Namun Bagi si anak, Shubuh merupakan sesuatu yg sulit bagi sang bocah
Namun sang bocah telah bertekad untuk menjalankan shalat shubuh di masjid

Lalu dgn cara bagaimana anak ini memulainya?

Dibangunkan ayah? ibu? dengan alarm?…bukan!

Sang anak nekat tidak tidur semalaman karena takut bangkit kesiangan,

Sehingga Semalaman anak ini begadang, sampai tatkala adzan shubuh berkumadang, iapun ingin segera keluar menuju masjid.

Tapi…tatkala ia membuka pintu rumahnya

Suasana sangat gelap, pekat, sunyi, senyap…membuat nyalinya menjadi ciut, rasa takut pun merasuki dirinya melihat malam yang kelam.

Tahukah Anda, apa yg ia lakukan kemudian?
tatkala itu, sang bocah mendengar langkah kaki kecil dan pelan, dengan diiringi bunyi tongkat memukul tanah…

Ya…ada kakek-kakek berjalan dengan tongkatnya
Sang bocah yakin, kakek itu sedang berjalan menuju masjid
maka ia mengikuti di belakangnya, tanpa sepengetahuan sang kakek.
Begitupula cara ia pulang dari masjid, bocah ini pun mengikuti langkah kakek tersebut sampai melintasi rumahnya.

Bocah itu menyebabkan itu sebagai kebiasaan
begadang malam, shalat shubuh mengikuti kakek2 yg melewati rumahnya,
Dan ia tidur sehabis shubuh sampai menjelang sekolah
Tak ada org tuanya yg tahu, selain hanya melihat sang bocah lebih banyak tidur di siang hari daripada bermain. Dan ini dilakukan sang bocah biar bisa begadang malam.

Hingga suatu kali…
Terdengar kabar olehnya, kakek2 itu meninggal
Sontak, si bocah menangis sesenggukan….

Sang ayah heran…”Mengapa kau menangis, nak? Ia bukan kakekmu…bukan siapa-siapa kamu!”
Saat si ayah mengorek sebabnya, sang bocah justru berkata, “kenapa bukan ayah saja yang meninggal?”

“A’udzu billah…, kenapa kau berbicara menyerupai itu?” kata sang ayah heran.
Si bocah berkata, “Mendingan ayah saja yg meninggal, karena ayah tidak pernah memangunkan saya shalat Shubuh, dan mengajakkku ke masjid. ..
Sementara kakek itu….setiap pagi saya bisa berjalan di belakangnya untuk shalat jamaah Shubuh.”
ALLAHU AKBAR!

Menjadi kelu pengecap sang ayah, sampai tak berpengaruh menahan tangisnya.
Kata-kata anak tersebut bisa merubah perilaku dan pandangan sang ayah, sampai menciptakan sang ayah sadar sebagai pendidik dari anaknya, dan lebih dari itu sebagai hamba dari Pencipta-Nya yg semestinya taat menjalankan perintah-Nya.

Dan sekarang Sang ayah menjadi rajin shalat berjamaah karena dakwah dari anaknya…
“Rabbana hablanaa min azwaajina qurrata a’yun waj’alna lil muttaqiina imaama..”

Sumber http://www.rumahyatimindonesia.com/

Baca juga: