-->
Mengenal Watak Dan Keunikan Sejarah Suku Buton

Mengenal Watak Dan Keunikan Sejarah Suku Buton


Mengenal susila dan keunikan sejarah suku Buton yaitu salah satu hal yang harus anda ketahui. Sesuai dengan judul diatas anda sanggup mengetahui susila dan keunikan dari suku buton itu sendiri. Suku Buton yaitu salah satu ethnis yang mendiami wilayah kesultanan Buton. Tepatnya di provinsi Sulawesi Tenggara bau-bau.

Mengenal susila dan keunikan sejarah suku Buton yaitu salah satu hal yang harus anda ketahu Mengenal susila dan keunikan sejarah suku Buton

Mengenal susila dan keunikan dari sejarah suku buton

Adat suku Buton

Adapun susila dari suku Buton ini ada beberapa macam yang harus anda ketahui, salah satu diantaranya yaitu tandaki atau posusu, yaitu upacara yang berkaitan dengan penyunatan (tandaki merujuk pada anak laki-laki) dan posusu (bagi anak perempuan). Upacara tandaki di peruntukan bagi anak pria yang telah masuk arif baliq, yang melambangkan bahwa anak pria tersebut berkewajiban untuk melaksanakan segala perintah dan larangan yang diajarkan dalam agama Islam. 

Posusu yaitu upacara khitanan bagi anak wanita sebagaimana tandaki bagi laki-lqki. Pada posusu biasanya dibarengi dengan mentindik (melubangi daun telinga) sebagai tempat pemasangan anting-anting. Tandaki atau posusu juga biasanya dilakukan 1 hari sebelum melaksanakan lebaran idul fitri maupun idul adha.

Baca juga: mengenal lebih jauh wacana suku buton

Dalam kerjaan suku Buton terdapat juga beberapa sistem kasta yang hanya diterapkan pada sistem pemerintahan dan ritual keagamaan saja. Berikut sistem kasta kerajaan suku Buton:

1. Kamu atau kaumu(kamun bangsawan)  keturunan dari raja WA kaka. Raja/sultan dipilih dari golongan ini.
2. Walaka, (elit penguasa) ialah keturunan berdasarkan garis bapak dari founding fathers kerajaan Buton (Mia patamiana). Mereka memegang jabatan penting di Kerajaan menyerupai mentri dan juga dewan.
3. Papara atau biasa disebut masyarakat yang tinggal dieilayah kadie (desa) dan merdeka. Mereka sanggup dipertimbangkan untuk menduduki jabatan tertentu di wilayah kadie.
4. Babatua (budak), orang yang hidupnya bergantung terhadap orang lain/memiliki utang. Mereka sanggup diperjual belikan atau dijadikan hadiah.
5. Analalaki dan Limbo, mereka yaitu golongan kau dan Walaka yang diturunkan derajatnya alasannya yaitu melaksanakan kesalahan sosial dan berlaku tidak pantas sesuai dengan status sosialnya.

Sejarah suku Buton

Benteng keraton buton

Dari gambar diatas kita sanggup mengetahui bahwa kerajaan ini mempunyai sejarah yang cukup menarik dan panjang untuk dibahas. Dahulu kala ada salah seorang  dan kawan-kawannya yang biasa dikenal dengan sebutan "Mia pata miana", yang artinya 4 orang yaitu sipanjonga, simului, sijawangkati, dan siumanajo. Dan dengan beneran pada buku silsilah dari raja di Wolio.

Keempat orang tersebut konon berdasarkan riwayat berasal dari tanah semenanjung johor (Malaysia) pulau liya Melayu, dimana tibanya di Buton sanggup diperkirakan berkisar selesai periode ke 13.

Suatu kumpulan karya yang didapat orang didaerah jambi, atas perintah Kertanagara diangkut ke melati pada tahun1286. Maksud Kertanegara telah jelas, yaitu mendirikan Satu kerajaan Jawa di Sumatra tengah, yang akan menjadi sentra kebudayaan Jawa dipulau itu. 

Dalam dongeng lain disebutkan adanya kelompok masyarakat yang hidup di tempat pedalaman Pulau Buton. Mereka dipimpin oleh Dungkucangia yang dikisahkan sebagai seorang Komandan tentara Kubilai Khan yang diperintahkan untuk menghancurkan Raja Kertanegara dari Kerajaan Singosasi. Dalam sejarah tercatat bahwa misi yang dijalankan oleh pasukan tentara Kubilai Khan tersebut kemudian digagalkan, dihancurkan dan cerai beraikan oleh Raden Wijaya yang selanjutnya mendirikan Kerajaan Majapahit. 

Dungkucangia ini dikisahkan sebagai bab dari Tentara Kubilai Khan yang tercerai berai tadi yang tidak kembali lagi kenegerinya yang kemudian mendarat di Pulau Buton dan memimpin Kerajaan Tobe-Tobe. Oleh alasannya yaitu suatu perbedaaan kepentingan Sijawangkati dan Dungkucangia terlibat dan perselisihan yang harus diselesaikan melalui tabrak kesaktian dalam suatu pertarungan. tidak ada yang menang dan kalah dalam pertarungan tersebut sehingga mereka kemudian bersepakat untuk membangun kehidupan dalam suatu ikatan persaudaraan. Sebagai wujud ikatan persaudaraan tersebut Dungkucangia kemudian memasukkan Kerajaan Tobe-Tobe yang dipimpinnya dalam wilayah Kerajaan Buton.


Baca juga: