Suku Buton merupakan salah satu suku yang sangat menarik dan tidak bisa dijumpai di tempat atau suku-suku lainnya yang ada di Indonesia. suku buton yaitu suku yang menempati wilayah Indonesia tepatnya provinsi sulawesi tenggara. suku ini juga banyak dijumpai di daerah-derah lain menyerupai di kalimantan, papua, sumatra, bahkan tempat jawa terdapat beberapa suku buton.
Orang-orang butun semenjak usang sudah merantau diberbagai nusantara dengan memakai kapal sederhana atau kapal layar. dari kemampuan yang dimiliki oleh orang buton tersebut banyak dari suku-suku lain segan kepada orang-orang buton.
Secara umum, orang Buton yaitu masyarakat yang berada atau mendiami wilayah Kesultanan Buton. tempat daerah itu kini telah menjadi beberapa kabupaten dan kota di Sulawesi Tenggara diantaranya kota baubau, kabupaten buton, kabupaten buton selatan, kabupaten buton tengah, kabupaten buton utara, kabupaten wakatobi, kabupaten bombana, kabupaten muna dan kabupaten muna barat.
Oran buton juga dikenal dengan beradabannya yang sangat tinggi, hal itu sanggup dilihat dengan beberapa peninggalan sejarahnya yang hingga ketika ini masih bangun kokoh dan menjadi salah satu tempat destinasi wisatawan negeri bahkan luar negeri. adapu beberapa peninngalan sejarah suku buton tersebut antara lain:
1. Benteng keraton
Benteng Keraton merupakan salah satu objek wisata bersejarah di bau-bau sulawesi tenggara. benteng ini merupakan bekas ibukota kesultanan buton mempunyai bentuk arsitek yang cukup unik. terbuat dari kerikil kapur/gunung. Benteng yang berbentuk bundar mempunyai panjang keliling 2.740 m. Benteng keraton buton mendapat penghargaan dari museum rekor indonesi (MURI) dan Guiness Book Record yang dikeluarkan bulan september 2006 sebagai benteng terluas didunia dengan luas sekitar 23.375 hektare.
2. Istana Malige
Istana Malige, yaitu Obyek Wisata Sejarah dan Budaya masyarakat Buton , terletak di di Kelurahan Melai, Kecamatan Betoambari, Kota Bau Bau – Sulawesi Tenggara. Istana Malige ini dipakai oleh Sultan La Ode Hamidi sebagai sentra pemerintahan dan tempat tinggal keluarganya. dan kini dipakai museum tempat menyimpan benda-benda bersejarah peninggalan Kesultanan Buton, menyerupai meriam kuno dan benda-benda peninggalan lainnya.
Mata uang kampua merupakan jenis alat tukar (pembayaran) yang terbuat dari kain tenun Buton. Mata uang kampua ini sudah berlaku semenjak masa pemerintahan Raja Buton yang ke II Bulawambona. Untuk sanggup melihat mata uang kampua bisa ditemui pada Pusat Kebudayaan Wolio (Istana Kesultanan Buton ke XXXVIII), perpustakaan Faoka Mulku Zahari yang terapat di Kelurahan Baadia Kecamatan Betoambari sekitar 4 km dari sentra Kota Bau-Bau
Jika melihat dari Sejarah Suku Buton dan asal usulnya sanggup diketahui dengan mengungkapkan lebih dahulu sejarah kedatangan Sipanjonga dan kawan-kawannya, yang dikenal dalam sejarah wolio dengan nama Kesatuannya “Mia Pata Mianan” yang artinya “empat orang” lebih jelasnya dimaksudkan dengan empat pemuka yaitu Sipanjonga, Simalui, Sijawangkati dan Siuamanajo. Dan dengan berpegang pada buku silsilah dari Raja-raja di Wolio, keempat orang tersebut konon berdasarkan riwayat berasal dari tanah Semenanjung Johor (Malaysia) pulau Liya Melayu, di mana tibanya di Buton sanggup diperkirakan berkisar final kala ke 13 atau setidaknya pada awal kala ke 14. Perkiraan tibanya Sipanjonga dan kawan-kawannya.
Dalam Riwayat H. J. Van Den Berg, ia menuliskan antara lain:
Dalam tahun 1275 bertolaklah satu tentara kertanagara dari pelabuhan Tuban. Tentara itu mendarat di tempat muara sungai Jambi dan: rebut tempat itu, yang kemudian dijadikan tempat takluk bagi kerajaan Singosari. Dalam waktu 10 tahun saja, jajahan kerajaan Jawa itu telah sanggup diluaskan hingga kedaerah hulu sungai jambi. Didirikanlah kembali kerjaan Melayu usang didaerah itu, tetapi sebagai negara bab pada kerajaan Singosari. Raja Melayu dijadikan Raja takluk kepada Baginda Kertanagara. Kerajaan Melayu menjadi penting kedudukannya, sehingga dalam kala ke 14 seluruh Sumatera kerapkali disebut juga melayu.
Suatu kumpulan karya, yang di sanggup orang di tempat jambi, atas perintah Kertanagara diangkut ke melayu dalam tahun 1286. Maksud kertanagara telah jelas, yaitu mendirikan satu kerajaan Jawa di Sumatera tengah, yang akan menjadi sentra kebudayaan Jawa dipulau itu. Kerajaan Jawa yang di Sumatera itu merupakan suatu ancaman yang besar sekali bagi Sriwijaya. Akan tetapi Sriwijaya terlalu lemah untuk mencegah maksud Kertanagara itu.
Itulah beberapa keunikan dari Suku Buton yang bisa anda baca. Masih banyak lagi beberapa keunikan dari suku buton itu sendiri yang akan saya bahas nantinya tunggu postinganku yang terbaru yaaa...):