-->
Mengalah Yaitu Kemenangan Yang Tertunda

Mengalah Yaitu Kemenangan Yang Tertunda










Dikisahkan, pada zaman Nabi Muhammad SAW, ketika keluar dari rumah , ia niscaya melewati suatu rumah seorang Yahudi yang punya kebiasaan unik, yaitu meludahi Rasulullah dari depan rumahnya. Ini berlangsung setiap hari. Lalu apa reaksi Nabi Muhammad? Beliau hanya tersenyum kepada orang yang meludahnya, membersihkan ludah yang melekat di tubuh atau bajunya, dan pergi meninggalkan yahudi ini.
Coba bayangkan bagaimana jikalau kita yang ada di posisi Rasulullah yang setiap hari diludahi? Sudah sanggup dibayangkan, mungkin setiap pagi akan ada pertandingan tinju tanpa wasit di depan rumah Yahudi itu.
Sampai pada suatu pagi ketika Nabi Muhammad SAW lewat di depan rumah sang Yahudi, ia heran alasannya tidak ada lagi ludah terbang. Satu hari lewat, dua hari lewat, hingga di hari ketiga tetap tidak ada ludah dari sang Yahudi. Rasulullah pun bertanya kepada para sobat pergi kemana si Yahudi ini, dan ia menerima laporan bahwa ternyata dia sedang sakit. Reaksi impulsif ia ketika mendengar Yahudi ini sakit yaitu pribadi mendatangi ke rumahnya. Sesampainya, betapa kagetnya sang empunya rumah bahwa orang yang selama ini diludahinya setiap hari ternyata yaitu orang pertama yang menjenguknya di ketika dia sakit.
Awalnya sang Yahudi ketakutan bahwa Rasulullah akan membalas meludahi dia dikarenakan dirinya yang sedang sakit dan tidak berdaya, bahkan akan memperlakukan lebih parah dari sekedar meludah. Tapi apa yang disangkakannya 100% salah. Nabi Muhammad SAW tiba untuk menjenguk, bahkan lalu ia mendoakan sang Yahudi biar sembuh dari penyakitnya. Doa Rasulullah itu tanpa hijab (penghalang) dan tidak pernah tertolak. Maka tidak usang kemudian, sembuhlah sang Yahudi ini dari sakitnya. Lalu apa yang terjadi selanjutnya? Sang Yahudi memeluk bersahabat Nabi Muhammad SAW dan menyatakan ingin masuk Islam. Dia lalu mengucapkan Syahadat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan untuk memeluk agama Islam. Asyhadu allaa ilaa ha illallaah wa asyhadu anna muhammadan rasuulullaah (saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah dan saya bersaksi bergotong-royong Muhammad yaitu utusan Allah).
Luar biasa! Inilah salah satu pola yang sangat konkret bagaimana menyerah itu bukan untuk kalah, melainkan kemenangan yang akan didapat! Inilah kemenangan besar Nabi Muhammad SAW yang berhasil menjalankan misinya di muka bumi yang berhasil menyiarkan syiar Islam dan menciptakan sang Yahudi memeluk agama Islam atas kesadaran sendiri.

Sumber http://www.rumahyatimindonesia.com/

Baca juga: