Ketahuilah bahwa duduk kasus itu akan tiba silih berganti, yang akan menghampiri hidup kita. Sebenarnya duduk kasus atau ujian itu yakni suatu proses yang dirancang oleh Allah untuk menaikkan derajat seorang hamba. Jika kita menyikapinya dengan senantiasa berbaik sangka kepada Allah, maka akan mendatangkan hikmah.
Jika Allah menginginkan hambaNya menjadi insan yang mempunyai derajat yang lebih mulia disisiNya, maka Allah akan mengujinya terlebih dahulu sebelum menawarkan kesempatan kepada kita untuk memetik manisnya kehidupan sehabis melewati banyak sekali macam ujian. Salah satu faktor yang sanggup mendorong timbulnya rasa syukur kepada Allah yakni senantiasa berbaik sangka atau husnudzon terhadap segala ketentuan Allah.
Dengan berbaik sangka kepada Allah, kita akan bisa berfikir faktual bergotong-royong di balik semua permasalahan hidup ini, Allah tampakkan hikmahnya kelak dihadapan kita. sebenarnya Allah tidak pernah mendzolimi hamba-hambaNya tapi hamba itulah yang mendzolimi dirinya.
Allah SWT berfirman dalam sebuah hadits qudsi, “ Aku tergantung pada prasangka hambaKu dan Aku bersamanya kalau ia mengingatKu. Jika ia mengingatKu dalam jiwanya maka Aku mengingatnya dalam diriKu dan kalau ia mengingatKu dalam lintasan fikirannya pasti Aku akan mengingatnya dalam fikirannya kebaikan darinya. Dan kalau beliau mendekat kepadaKu setapak maka Aku akan mendekatkannya kepadaKu sehasta, kalau ia mendekat kepadaKu sehasta maka Aku akan mendekatkannya kepadaKu sedepa dan kalau ia mendatangiKu dengan berjalan maka Aku akan menghampirinya dengan berlari.” (HR. Bukhari Muslim).
