Seorang anak bertanya kepada ibunya :
Ibu, mengapa kita miskin?
Dengan hening sang ibu berkata :
Nak, hidup ini menyerupai jalan2 di Supermarket. Semua orang boleh menentukan dan membawa barang apa saja yang beliau inginkan.
Siapa yg membawa sepotong roti, maka beliau harus membayar seharga sepotong roti
Siapa yg membawa tiga potong roti, iapun harus membayar tiga potong roti.
Sementara kita tak mungkin membawa apa2. Karena tak punya uang untuk membelinya.
Dipintu kasirpun kita tak akan diperiksa, dibiarkan jalan begitu saja
Begitu pula kelak di Hari Kiamat Nak.
Saat orang2 kaya antri menjalani investigasi untuk dimintai pertanggung jawaban.
Saat orang2 kaya ditanya tentang
Darimana hartanya mereka peroleh ?
Dan kemana hartanya mereka gunakan ?
Kita dibiarkan terus berjalan tanpa beban.
Lebih yummy bukan !
Apakah engkau masih juga belum sanggup mendapatkan ?.
Anakku
Jika kita memang ditakdirkan menjadi orang miskin.
BERSABARLAH SEJENAK,
Karena sesudah kematian, kemiskinan itu akan sirna.
BERPIKIRLAH POSITIF,
Barangkali, jikalau kita kaya belum tentu sanggup lebih bertakwa
Mungkin juga, dengan kemiskinan kita akan lebih gampang meraih SURGA-NYA.
JANGAN PERNAH MINDER
Karena kaya dan miskin bukanlah ukuran Mulia dan Hinanya manusia
Tetaplah berprasangka baik pada ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala.
Singkirkan rasa iri , cemburu & buanglah tanda tanya,
Tentang Kehendak-NYA Pembagi Nikmat.
Mungkin jatah yang buat kita masih tersimpan di SURGA.,
Menunggu kita Siap Menerimanya....
Ingatlah apa yg disampaikan Rasulullah.. Bahwa "sesungguhnya kekayaan itu bukan terletak pada banyaknya harta benda, tapi pada "hati dan ketenangan jiwa"
Sumber http://www.rumahyatimindonesia.com/