-->
Dongeng Payodalam Padanggantiang

Dongeng Payodalam Padanggantiang

 Salam untuk pembaca blogger yang berbahagia Dongeng Payodalam Padanggantiang


Salam untuk pembaca blogger yang berbahagia. Satu lagi yang akan penulis ketengahkan didalam kategori Cerita Urang Awak yaitu Dongeng Payodalam Padanggantiang Di Sumatera Barat Indonesia yang kita peroleh sumbernya dari orang renta tua dahulu yaitu kakek dan nenek penulis sendiri.

Makara sebelum kita melanjutkan dongeng ini mohon kepada pembaca untuk menimbulkan dongeng ini sebagai hiburan semata, lantaran kebenaran dari dongeng ini tidak sanggup kita pertanggung jawabkan. Namanya saja dongeng, tetapi walaupun dongeng gampang simpel pembaca sanggup memetik pesan yang tersirat nya secara kasatmata dibalik alur dongeng ini.

 Sebenarnya banyak dongeng dongeng atau dongeng rakyat yang turun dari verbal ke verbal semacam ini. Seperti misalnya yang populer yaitu dongeng legenda si Malin kundang dan legenda Siti Nurbaya.  Kemudian ada juga dongeng lainnya yang tak kalah seru yaitu Cerita Rambun Pamenan Bagian I yang  sudah penulis terbitkan, Kemudian Si Umbuik Mudo, Malin Deman dan sebagainya yang mudah-mudahan nanti sanggup kita sajikan.

Akan tetapi yang akan penulis sajikan disini ialah dongeng atau dongeng dari nagari Padanggantiang, kecamatan Padanggantiang, kabupaten Tanah Datar (Batusangkar) provinsi Sumatera Barat (Indonesia).

Adapun cerita atau legenda ini terjadi di kampung yang berjulukan Payodalam Jorong Koto Gadang Hilir, Padanggantiang. Disana konon ceritanya terdapat suatu sawah yang berpaya atau lumpur yang dalam.  Tetapi semenjak insiden legenda yang kita ceritakan ini paya tersebut tidak ada lagi.

 Salam untuk pembaca blogger yang berbahagia Dongeng Payodalam Padanggantiang


Pada zaman dahulu ada seorang anak pria dari kampung Payodalam tersebut pergi merantau cukup lama ke negeri seberang hingga sebagian penduduk kampung itu banyak yang sudah lupa dan kalaupun ada yang ingat namun tidak yakin sang anak lelaki itu akan kembali lantaran tidak ada kabar beritanya. Ibunya pun sudah renta renta dan ayahnya sudah lama meninggal dunia.

Namun pada suatu hari, pulanglah anak pria yang kini sudah jadi seorang perjaka tampan dan kaya raya dengan megah dan gagahnya. Karena sukses di rantau, ia pulang dengan kekayaan dan berpakaian kebesaran. Dengan sombong dan arogan nya ia menunggang kuda diiringi para pengawal yang gagah perkasa. 

Dengan arogan nya sang perjaka tersebut menyusuri jalan kampung dan orang orang disekitarnya memandang terkagum-kagum. Ada juga diantara orang kampung yang memandang nya bertanya-tanya lantaran lupa-lupa ingat pada sang perjaka yang gagah tersebut. "Bukan kah perjaka itu si buyuang anak gaek yang di ujuang kampuang dahulu?" tanya mereka terheran-heran. "ya saya juga tidak tahu'" jawab temannya.

Sampai lah sang perjaka di rumah seorang nenek renta yang sudah uzur dan memanggil manggil ibunya yaitu si nenek renta renta yang kita maksud di atas. Maka keluar lah sang nenek renta tersebut  sambil tergopoh-gopoh dan membungkuk. Seraya memandangi perjaka gagah yang tiba kerumahnya.

Sekilas mata sang nenek yang sayu sempat melihat tanda bekas kulit tebakar di lengan  sang perjaka tersebut.  Makara sang nenek pun teringat akan anak lelakinya yang kena cipratan minyak panas semasa kecil dulu.

Spontan dengan rasa tidak sabar, sang nenek pun merangkul si perjaka didepannya itu sambil berkata setenga meratap, "Oh, anakkuu… hasilnya engkau kembali juga naak.." dan serasa rindu yang selama ini ditanggung oleh sang nenek seakan buyar seketika.

Akan tetapi apa yang terjadi? Sang perjaka tersebut, yaitu anak nya si nenek renta tersebut bukan nya menyambut rangkulan Bunda nya yang melahirkannya, malah mendorong ibu nya yang sudah renta tersebut, sambil membentak, "Hai renta bangka, apa-apan kamu ini?.." katanya dengan sombongnya. "Aku tidak pernah punya ibu menyerupai kau, dan coba kamu lihat bayang mu di cermin" katanya lagi.

Sang Nenek terkejut dan merasa dirinya menyerupai disambar petir di siang hari. Kemudian ia juga menjelaskan bukti yang ada di lengan pemuda, "Anak ini, Anda benar-benar anak saya pernah lahir dan emak  besarkan".  Sang Nenek itu pun memohon anaknya tidak melupakannya.

"Tidaak .., Pergi! Dan jangan coba-coba mendekati saya" kata perjaka sembari berkacak pinggang. "Hei kentut tua, jangan bermimpi Anda mempunyai bawah umur yang tampan dan kaya menyerupai saya"  sang perjaka membentak.

"Kau berdosa naak, kamu telah mendurhakai ibumu sendiri naak" kata perempuan renta itu menangis.

Kemudian perjaka beserta rombongan pengawalnya pergi menunggang kuda
Nya meninggalkan sang nenek yang masih terkapar di tanah. Dering genta kuda nya seraya bersenandung menyayat hati yang tengah pilu.

Kemudian perempuan renta itu berdoa dan meminta Allah untuk anaknya biar di beri petunjuk kebenaran.  Tetapi didalam hati sang nenek sudah terlanjur luka dan tersayat.

Tidak lama lalu di panas terik matahari di tengah hari, tiba-tiba turun hujan yang menyirami bumi. Ketika dalam perjalanan iringan perjaka tadi beserta penjaga dan kudanya nyasar ke rawa atau lumpur  tadi. Mereka terjebak dan tidak sanggup keluar.

Lama kelamaan rombongan perjaka itu semakin terbenam ke dalam lumpur hisap itu. Sayup sayup kedengaran jeritan  perjaka itu, "Maak, tolong saya maakk, Aku menyesal dan ingin kembali kepangkuan emak sekaraang..." jeritan perjaka itu seakan makin melemah lantaran mekin tenggelah. Akhirnya seluru rombongan tersebut lenyap ditelan bumi seketika.

Sejak insiden itu hingga kini tidak lagi ada lumpur hisap atau paya di kampung Payodalam tersebut. Tetapi apabila terjadi hujan panas di tengah hari , berdasarkan dongeng orang kampung tersebut hingga kini masih kedengaran sayup-sayup genta kuda dan rintihan orang memanggil emak.

Demikianlah insiden dalam dongeng Dongeng Payodalam Padanggantiang yang penulis terima dan penulis persembahkan disini. Terima kasih atas perhatian dan semoga pembaca sanggup menarik pesan yang tersirat dibalik alur ceritanya.


Wassalam

Sumber https://caroawaksurang.blogspot.com/

Baca juga: